1. HOME
  2. FINANCE
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI

Paket Ekonomi VIII 'Terbangkan' Saham Garuda

Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melonjak 5,19 persen pada Senin 21 Desember 2015.

By Rohimat Nurbaya 22 Desember 2015 15:16
Pesawat Garuda Indonesia (thepresidentpost.com)

Money.id - Pemerintah kembali mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi VIII, salah satunya memberikan bea masuk nol persen untuk 21 pos tarif terkait suku cadang dan komponen perbaikan atau pemeliharaan pesawat terbang. Pemerintah juga mendorong tumbuhnya industri suku cadang dan komponen pesawat terbang dalam negeri.

Dikutip dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kebijakan tersebut, harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melonjak 5,19 persen pada Senin 21 Desember 2015. Harga saham GIAA melesat hingga Rp324 per saham dari sebelumnya Rp308 per saham. Dengan kenaikan tersebut investor asing melakukan pembelian bersih hingga Rp2,2 miliar saham perusahaan plat merah itu.

Saat pembukaan, saham GIAA sempat turun ke harga Rp307 per saham. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding penutupan pada Jumat 18 Desember 2015 di Rp308 per saham. Namun, jelang penutupan perdagangan, tepatnya setelah Paket Kebijakan Ekonomi VIII diumumkan harga saham GIAA menguat hingga ditutup pada level Rp324 per saham.

Pembeli terbesar saham Garuda pada Senin, 21 Desember 2015 Indo Premier Securities yakni senilai Rp3,2 miliar, diikuti oleh Daewoo Securities Indonesia senilai Rp2,8 miliar. Sementara penjual terbesar adalah Bahana Securities dan CIMB Securities masing-masing senilai Rp4,1 miliar dan Rp2,2 miliar

Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, selama ini bea masuk suku cadang pesawat berkisar antara 5-10 persen, dan ada juga yang dikenakan 15 persen. Sehingga kebijakan ini dapat mempermudah perusahaan penerbangan dalam pemeliharaan dan perbaikan pesawat.

Pemeliharaan dan perbaikan pesawat merupakan salah satu pos pengeluaran terbesar bagi perusahaan penerbangan. Berdasarkan laporan keuangan GIAA sepanjang sembilan bulan pertama pada 2015, biaya pemeliharaan dan perbaikan pesawat mencapai US$276 juta atau setara Rp3,7 triliun. Jumlah tersebut menyumbang 10 persen dari total beban usaha perusahaan penerbangan di Indonesia.

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section