Masih banyak orang yang ragu membeli asuransi.
By Desy Afrianti 6 Januari 2016 11:43Money.id - Bagi sebagian orang, asuransi sudah menjadi kebutuhan. Asuransi sangat berperan untuk proteksi diri.
Meski demikian masih banyak orang yang ragu membeli asuransi. Mereka berpikir, ikut asuransi lebih banyak ruginya karena uang akan hilang begitu saja.
Sebenarnya, Anda tidak perlu khawatir, karena ada produk asuransi yang digabungkan dengan investasi.
Produk investasi sekaligus proteksi diri itu adalah unit link. Unit link pada dasarnya merupakan produk dari asuransi, tetapi pemilik polis juga dapat berinvestasi melalui produk ini.
Memang menarik karena bisa mendapat proteksi, sekaligus menabung dan berinvestasi. Lalu bagaimana cara membeli produk ini?
Menurut Tejasari Assad, CEO sekaligus financial planner dari Tatadana Consulting, cara membeli unit link adalah dengan mendatangi agen asuransi. Nanti agen asuransi akan menjelaskan produk unit link yang dijualnya.
Minimum pembelian dari unit link berbeda-beda setiap perusahaan asuransi yang menerbitkannya.
Berbeda dengan reksa dana yang dapat dibeli kapan saja, dalam unit link ada premi yang harus dibayar setiap periode--misanya per bulan.
Biasanya pada tahun pertama, premi yang dibayarkan masih dialokasikan untuk asuransi. Untuk tahun kedua dan setelahnya baru dialokasikan sedikit demi sedikit untuk investasi.
Lalu bagaimana dengan kinerja unit link?
Sama seperti reksa dana, unit link juga terdiri atas beberapa jenis sesuai dengan aset yang dibentuknya.
Lihat tabel return unit link subdana mayoritas saham dalam 1 tahun di sini
Dapat dilihat dari tabel di atas, unit link dengan aset subdana mayoritas saham mengalami penurunan cukup tinggi dalam setahun terakhir. Penurunan tersebut terimbas turunnya pasar saham.
Tetapi turunnya kinerja mayoritas unit link jenis ini lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan IHSG, bahkan indeks reksa dana saham.
Sepanjang 2015, IHSG hanya turun 12,13 persen dan indeks reksa dana saham turun 13,59 persen. Namun kinerja dari unit link saham mayoritas menurun lebih tinggi, bahkan ada yang lebih dari 20 persen.
Dari segi biaya, unit link tentu saja terkena biaya pembelian setiap kali membayar premi setiap bulannya.
Selain itu, unit link juga akan dikenakan biaya asuransi. Bila menjual unit link sebelum jatuh tempo akan dikenakan denda dan penalti cukup besar sehingga return yang didapat sangat minim.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus