Money.id - Cara orang mengakses Internet telah berubah pesat selama beberapa tahun terakhir. Semula hanya menggunakan desktop kini telah beralih ke perangkat mobile.

Sekarang, penggunaan Internet tambah diperluas lagi. Internet kini telah hadir di semua perangkat sehari-hari yang kita temukan di rumah, di tempat publik, dan di tempat bisnis.

Situs berita Business Insider, melalui analisis BI Intelligence, telah membuat slideshow yang menyoroti perkembangan Internet of Things (IoT), termasuk manfaatnya bagi konsumen dan bisnis, serta hambatan potensial yang bisa menghambat pertumbuhan IoT.

Menurut BI Intelligence, IoT akan menjadi pasar perangkat terbesar di dunia dan merupakan sumber pendapatan bagi start-up baru dan perusahaan teknologi yang sudah ada. Peluang terbesar yang ditawarkan IoT kemungkinan adalah di bidang perangkat lunak dan layanan serta bisnis big data.

Pada 2020, setengah dari planet ini akan terhubung ke Internet dengan lebih dari 1 miliar rumah memiliki Wi-Fi. Tidak itu saja, di tahun yang sama, lebih dari 34 miliar perangkat akan terhubung ke internet secara global. Yang berarti setiap manusia di muka Bumi memegang lebih dari empat perangkat yang terhubung ke Internet.

Saat itu, penggunaan perangkat berteknologi IoT akan menyumbang 24 miliar, sedangkan alat komputasi tradisional (smartphone, tablet, jam pintar) mencapai 10 miliar.

Dalam lima tahun ke depan, hampir US$6 triliun atau setara Rp82,8 ribu triliun akan dibelanjakan untuk mengadopsi solusi IoT. Setelah kelompok bisnis, pemerintahan diprediksi sebagai pengadopsi terbesar kedua dari IoT.

Namun teknologi IoT tidak lepas dari hambatan-hambatan. Menurut BI Intelligence, masalah keamanan bisa menjadi penghalang serius pertumbuhan IoT. Selain itu, kelompok konsumen akan tertinggal dari kelompok bisnis dan pemerintahan dalam mengadopsi IoT.

Kendati demikian, konsumen akan membeli sejumlah besar perangkat dan menginvestasikan sebagian besar uang dalam ekosistem yang menunjang IoT.