1. HOME
  2. NEWS
KEBAKARAN HUTAN

Paska Diguyur Hujan, Udara di Sumatera dan Kalimantan Membaik

Namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana tetap memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kebakaran hutan.

By Dwifantya Aquina 2 November 2015 10:17
Dampak kabut asap di Riau (Setkab.go.id)

Money.id - Kondisi udara di Sumatera dan Kalimantan mulai membaik, paska hujan yang mengguyur sejumlah daerah yang terkena dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Minggu 1 November 2015. Hotspot berkurang, jarak pandang menjauh, dan kualitas udara membaik.

Kemarin, Pekanbaru sepanjang hari cerah berawan dengan jarak pandang 10.000 meter. Begitu juga daerah lain yang sebelumnya terkepung asap akibat karhutla.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB‎) Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan, semua pihak harus tetap waspada. Sebab, potensi karhutla tetap tinggi. El Nino masih kuat dan akan memberikan dampak berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya‎ bagian selatan khatulistiwa.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal Desember baru mulai masuk musim hujan. Itupun kemungkinan curah hujan di bawah normal.

“Untuk itu kewaspadaan harus tetap ditingkatkan. Jangan lengah, jangan sampai marak lagi pembakaran. Di beberapa tempat api belum padam total,” kata Sutopo, Senin 2 November 2015.

Pemerintah masih terus mengintensifkan penanganan karhutla, melalui operasi udara, darat, penegakan hukum, pelayanan kesehatan masyarakat dan sosialisasi.

Berdasarkan pantauan satelit Terra Aqua kondisi hotspot pada Minggu kemarin, pukul 17.00 WIB, di Sumatera terdeteksi tiga titik, sedangkan di K‎alimantan 155 titik yaitu Kalsel 27, Kalteng 35, Kaltim 92, Kaltara 1.‎ ‎Satelit tidak melintas keseluruhan Sumatera sehingga tidak terdeteksi. Pada pagi hari di Sumatera terdapat 199 titik, dimana di Sumsel 115 titik. ‎‎

Jarak pandang dan cuaca pukul 17.00 WIB, di Padang 4.000 meter berasap, Pekanbaru 10.000 meter cerah-berawan, Jambi 4.000 meter berawan, Palembang 1.500 meter berasap, ‎Pontianak 10.000 meter berawan, Ketapang 10.000 meter berawan, Palangkaraya 4.000 meter guntur-hujan, dan Banjarmasin 7.000 meter berawan.

Sedangkan Indeks kualitas udara (PM10) di ‎Pekanbaru 64 sedang, Jambi 62 sedang, Palembang 175 tidak sehat, ‎ Pontianak 15 baik, Banjarbaru 25 baik, Samarinda 25 baik, dan Palangkaraya 184 tidak sehat.‎

Sementara, Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin mengklaim kondisi cuaca di Provinsi Riau sudah normal, setelah hujan deras dengan intesitas ringan terjadi berturut-turut dalam sepekan terakhir.

“Ini cuaca sudah normal. Itu ditandai dari jarak pandang pada pukul 7.00 WIB, sudah 7.000 meter di wilayah Kota Pekanbaru dan sekitarnya akibat hujan,” kata Sugarin, kemarin.

Sugarin menambahkan daerah lain di Riau seperti Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hilir, lalu Kota Dumai dan Pelalawan dilaporkan saat ini jarak pandang masing-masing 5.000 meter.

Meski demikian, lanjut dia, pada ketiga daerah tersebut masih ditemukan kabut asap tipis dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.

“Namun kabut asap tipis itu, tidak mengganggu aktivitas penerbangan baik pendaratan atau lepas landas di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru,” kata dia.

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section