Dipasarkan di Kampung
Setelah temuan itu dipastikan bisa digunakan dan diapliksikan untuk pengganti kompor gas elpiji akhirnya Dede memberanikan untuk memasarkan di desa kelahirannya, Kampung Kerajan, Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tidak Tanggung-tanggung dia langsung mendirikan perusahaan bernama CV Energon Teknologi.
Di kampungnya Dede memang termasuk salah satu pemuda yang sukses, karena bisa duduk di bangku kuliah. Pasalnya, rata-rata pemuda seusianya hanya bisa sekolah hingga SMP dan paling tinggi SMA. "Dari angkatan saya sekolah hanya beberapa orang yang bisa meneruskan kuliah," tegasnya.
Bagi warga Desa Cihambulu, bisa duduk di bangku kuliah adalah sebuah prestasi sangat membanggakan. Di desa itu, sekolah SMA saja tidak ada. Apabila ingin sekolah SMA harus bersedia sekolah di luar kota. "Saya dulu sekolah di Purwakarta," ucap dia.
Berbekal itu semua akhirnya Dede memberanikan diri untuk menggandeng kelompok Karang Taruna yang ada di kampungnya. Dia memperagakan produk di balai desa dan meyakinkan kompor bahan bakar air itu bisa digunakan dengan sangat aman dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Awalnya memang sulit, tapi akhirnya 80 persen warga Desa Cihambulu mau menggunakan produk ciptaan saya," jelasnya.
Guna memudahkan pelanggan, Dede juga membangun Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH). Jadi warga yang sudah menggunakan produk buatannya bisa mengisi ulang dengan mudah apabila sudah habis. Gas hidrogen yang diurai dari air itu dijual Rp10 ribu per tabung dan bisa digunakan hingga tiga minggu. "Ini lebih irit dari gas elpiji," kata dia.
Memang, warga yang ingin menggunakan kompor bahan bakar air itu harus membeli tabung khusus dari stailess steel. Tidak bisa menggunakan tabung gas biasa. Harganya memang cukup mahal, namun dengan kecerdasannya dalam berbisnis Dede memberikan kredit kepada warga yang sudah niat menggunakan produk itu.
"Untuk tabung dan kompor saya ada vendor dibuat di Bandung. Harganya sih lumayan," tutur Dede.
Namun, meski harga tabung dan kompor tidak murah, usaha yang dilakukan Dede dianggap sangat membantu warga Desa Cihambulu, karena ternyata akses masuk gas elpiji ke sana sangat sulit. Pasalnya, jalan menuju ke desa itu sangat sulit.
"Itu juga yang menjadi salah satu tekad saya ingin menciptakan gas berbahan bakar air ini," imbuhnya.
Karena menurut Dede, apabila tidak ada gas warga di Desa Cihambulu harus harus memasak menggunakan kayu bakar. Sedangkan untuk mencarinya sangat sulit karena harus pergi ke hutan yang ada di sekitar sana.
Karena kelangkaan gas di kampungnya itu, dari hasil menjual teknologi kompor berbahan bakar air itu ratusan juta sudah didapatkan Dede. "Dari sejak didirikan dari 2015 hasilnya sudah lumayan lah," ucapnya.
NEXT>> Segera Dipatenkan
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Deretan Anak Muda Indonesia Berpenghasilan Ratusan Juta per Bulan
29 April 2016 12:49Modal Rp5 Juta Bisa Usaha Sosis dan Bakso Bakar Pedas Jokowow
27 April 2016 10:254 Sosok Inspiratif di Balik Kesuksesan Industri Otomotif Jepang
26 April 2016 20:06