1. HOME
  2. INSPIRATORY
INSPIRATORY BISNIS

Usia 19 Tahun, Famellani Sukses Kembangkan Bisnis 'Lidi Geli'

"Motivasi awal saya dulu adalah untuk menambah uang jajan."

By Azalia Amadea 3 Mei 2016 18:01
Ilustrasi varian Lidi Geli (Instagram)

Money.id - Mungkin saat zaman Anda sekolah dulu ada camilan unik bernama 'lidi-lidi' yang renyah dan gurih. Camilan ini banyak dijual di kantin-kantin sekolahan. Umumnya lidi-lidian ini dijual dengan dua rasa yaitu asin dan pedas yang kemudian dibungkus plastik bening.

Bentuknya yang panjang dan pipih layaknya lidi itulah yang membuat camilan tersebut dikenal dengan lidi-lidian. Famellani, wanita lulusan Marketing Management UNPAD, Bandung adalah salah satu pebisnis wanita yang mencoba mengangkat lidi-lidian menjadi camilan yang lebih modern.

Dengan bermodalkan Rp1 juta yang ia pinjam dari orang tuanya, Famel biasa ia dipanggil, memulai usaha lidi modern tersebut. Tepat pada 14 Mei 2013 ia memulai usahanya, saat itu Famel masih menjadi mahasiswi semester 4.

"Waktu pertama saya mau mulai bisnis sempat sulit mencari modal. Saya hampir menggadaikan STNK motor untuk meminjam modal ke salah satu bank, namun ditolak karena usia saya masih di bawah umur. Ketika itu saya masih berusia 19 tahun," kata Famellani pemilik usaha Lidi Geli kepada Money.id di Jakarta, Selasa 3 Mei 2016.

Ada cerita unik di balik brand 'Lidi Geli'. Ketika itu Famel memiliki keinginan untuk membuat brand yang unik dan mudah diingat. Awalnya ia ingin menamai dengan brand 'Lidi Geulis' namun dirasa nama tersebut terlalu identik dengan bahasa Sunda.

Akhirnya ia memikirkan nama yang lebih 'global' dengan menggunakan bahasa Indonesia, tercetuslah nama Lidi Geli. Bukan hanya sembarang nama, Lidi Geli juga memiliki filosofi yaitu ketika orang memakannya akan merasakan geli yang identik dengan tawa dan kebahagiaan.

Brand Lidi Geli juga sesuai dengan bentuk produk, yang tidak lurus rata melainkan bentuk lidi yang sedikit berkelok-kelok. Selain itu, dalam kemasan Lidi Geli juga dilengkapi dengan tagline "Your Mood Booster."

Produksi awal Lidi geli hanya berkisar 200 pcs per bulannya, kini Lidi Geli mampu diproduksi hingga 8.000 pcs per bulannya. Untuk meningkatkan penjualan Lidi Geli, Famel sering ikut acara bazar dan membuka sistem re-seller dari kampus ke kampus.

Penjualan Lidi Geli sudah mencapai ke luar kota seperti Medan, Samarinda, Makassar dan kota besar lainnya. Famel dan tim-nya juga aktif dalam menghidupkan sistem penjualan online mereka melalui www.lidigeli.com serta media sosial Twitter dan Instagram @lidigeli_id.

Sedangkan, promosi offline yang dilakukannya adalah dengan ikut acara bazar besar seperti Market Museum dan I Love Bazar di Jakarta serta Trademark dan Taste Market di Bandung.

"Motivasi awal saya dulu adalah untuk menambah uang jajan. Saya hidup nge-kos di Kota Bandung dengan uang jajan pas-pasan," kata wanita berusia 22 tahun tersebut.

Target market penjualan Lidi Geli adalah remaja-dewasa dengan rentang usia 10-35 tahun. Harga Lidi Geli juga sangat terjangkau hanya Rp15 ribu per pcs.

Lidi Geli memiliki tujuh varian rasa yaitu spicy, double spicy, cheese, BBQ, original, seaweed, dan sweet corn. varian rasa yang paling banyak diminati adalah Spicy dan seaweed.

Camilan unik ini tidak hanya digemari masyarakat umum saja, diakui Famel banyak juga artis-artis yang menyukai Lidi Geli. Artis-artis tersebut seperti Tika 'Project Pop', Citra Kirana, Tarra Budiman, Asta 'RAN', Raffi Ahmad, dan Raisa.

"Yang paling membahagiakan bagi saya, Raisa juga sangat menyukai Lidi Geli varian spicy. It's like a dream come true. Saya selalu berharap suatu saat nanti saya bisa bekerjasama dengan Raisa secara profesional, itu salah satu goal saya" ujar wanita yang mengaku mengidolakan Raisa tersebut.

Di akhir wawancara, Famel membagikan sedikit tipsnya untuk para startup yang ingin memulai karier binis dengan berani mewujudkan mimpi.

"To be or not to be, jangan pernah setengah-setangah. Selalu yakin untuk mimpi-mimpi itu sendiri, bahwa kamu bisa," ujarnya. (poy)

Baca Juga

 

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Inspiratory Section