Tidak terlalu sulit menemukan Warung Padang di antara hiruk-pikuk kota sebesar London. Jika kebetulan berada di London, Anda tinggal naik kereta bawah tanah (Underground) dan turun di stasiun Bermondsey. Dari stasiun tersebut, Anda hanya perlu berjalan kurang lebih 350 meter ke arah Llewellyn St, melalui Scott Lidgett Crescent.

Suasana Indonesia langsung terasa begitu Anda membuka pintu. Pelanggan Warung Padang langsung disambut dengan kompilasi lagu-lagu artis Indonesia. Selain itu, ornamen khas Indonesia, seperti wayang, payung Bali, dan angklung tampak menghiasi dinding dan sudut ruangan.

Ruang makan memang terkesan sempit, tapi Anda masih bisa kok makan dengan nyaman. Begitu membuka buku menu, Anda akan menemukan tak hanya masakan padang, tapi juga kuliner Indonesia lainnya. Ya, resto ini juga menawarkan ayam penyet, ayam sambal hijau, bahkan gado-gado!

Nah, sekarang kita membahas sambalnya sebab masakan padang tak lengkap rasanya jika tak ada sambal yang mumpuni. Tak perlu khawatir. Meski berada di negeri yang relatif sulit mencari cabai pedas, "Sambalnya pedas dan mantap!" kata Bagus, salah satu warga Indonesia yang siang itu tengah menikmati ayam penyet.

Firdaus memang punya trik khusus bagaimana tetap menyajikan kuliner Indonesia--yang notabene kaya akan bumbu--di negeri yang sulit menemukan rempah-rempah. "Pengalamanku saat punya toko China itu sangat menolong. Di sini memang enggak ada cabai petasan yang biasa kita temui di Tanah Air. Tapi, aku pakai cabai yang bentuknya kayak kembang. Itu pedasnya sadis," kata dia.

Sementara bumbu-bumbu lainnya masih bisa dia temui di beberapa toko langganannya, seperti jahe, ketumbar, merica, lengkuas, dan lain-lain.

"Tapi, khusus daun salam dan daun kunyit, saya memang harus bawa dari Indonesia," kata dia. Dia tidak mau mengganti daun salam dengan daun bay karena menurutnya akan memberi rasa yang berbeda pada masakannya. "Yang bilang daun salam bisa digantikan bay leaf itu salah," jelasnya.