1. HOME
  2. FINANCE
HARGA MINYAK

Harga Minyak Mentah Dunia Naik 8 Persen

Naiknya harga minyak dunia, setelah Nigeria ikut mendukung pembekuan produksi minyak mentah.

By Rohimat Nurbaya 23 Februari 2016 13:01
Ilustrasi pengeboran minyak (Pixabay)

Money.id - Harga minyak mentah dunia naik 8 persen pada penutupan perdagangan Senin waktu Amerika Serikat (Selasa pagi, 23 Februari 2016). Sentimen pendorong penguatan harga minyak setelah terjadi pembicaraan pembekuan produksi di pasar global yang kelebihan pasokan.

Dikutip dari laman Merdeka.com, patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik US$1,84 menjadi berakhir di US$31,48 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan minyak Eropa, bertambah US$1,68 menjadi menetap di US$34,69 per barel di perdagangan London.

"Ada lebih banyak pembicaraan tentang apa yang OPEC akan lakukan, tingkat pasokan seperti apa yang diharapkan dari OPEC, jadi itu yang berkontribusi terhadap kenaikan di New York," kata analisis Ekonomi, Kyle Cooper di IAF Advisors.

Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memulai kunjungan selama seminggu ke beberapa negara Teluk pada Senin, sebagai berupaya keras untuk mengurangi kejatuhan harga.

Perjalanannya dimulai di anggota utama OPEC Arab Saudi, di mana dia bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz dan pejabat-pejabat senior Saudi.

Pekan lalu Arab Saudi dan negara non-OPEC Rusia, dua dari tiga produsen minyak terbesar dunia mengumumkan kesepakatan untuk membekukan produksi pada tingkat Januari jika produsen-produsen besar lainnya mengikuti.

Daniel Holder analis ekonomi dari Schneider Electric mengatakan ada konsensus pasar bahwa perjanjian tidak akan mempengaruhi harga, karena tidak akan mengurangi pasokan.

"Namun, ada kesimpulan lebih bijak dari pertemuan ini, kesempatan bahwa Rusia dan Arab Saudi dapat bekerja sama dalam permainan sederhana ini menyokong kemungkinan bahwa negara-negara akan bekerja sama pada pemangkasan produksi," ucap Holder.

Proyeksi baru dari Badan Energi Internasional (IEA) pada Senin juga memberi dukungan terhadap pasar.

IEA memperkirakan produksi minyak serpih (shale oil) AS akan turun hingga 2017 sebelum pemulihan secara bertahap harga minyak akan mendorong kembali produksi.

Dalam Laporan Pasar Minyak Jangka Menengah-nya, IEA memperkirakan bahwa produksi minyak serpih AS akan turun US$600 ribu barel per hari (bph) tahun ini dan turun lagi US$200 ribu barel per hari pada tahun depan. (poy)

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section