1. HOME
  2. FINANCE

'Bangkitnya' Coca-Cola di Jalur Gaza

Zahi Khouri membangun pabrik pembotolan Coca-Cola terbesar di Jalur Gaza untuk menyerap pengangguran.

By Adhi 8 Februari 2016 15:00
Zahi Khouri (observer.com)

Money.id - Setelah hampir 50 tahun tinggal di luar negeri, Zahi Khouri kembali ke negaranya, Palestina, untuk membangun negara itu dengan cara yang berbeda. Ia membangun Palestina, Jalur Gaza khususnya, dengan mendirikan pabrik pembotolan Coca-Cola terbesar di wilayah tersebut.

Langkah Khouri ini merupakan pembangunan ekonomi pertama yang signifikan dalam beberapa dekade terakhit di wilayah dengan tingkat pengangguran mencapai 42% itu. Tingkat pengangguran di Jalur Gaza termasuk yang tertinggi di dunia.

Pabrik, yang dimiliki oleh perusahaan Khouri, secara langsung mempekerjakan 250 pekerja, termasuk mereka yang bekerja sebagai pemasok dan subkontraktor. Sehingga Khouri secara tidak langsung telah menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 1.000 orang lebih.

Karier Khouri di bidang bisnis cukup moncer. Setelah menjadi presiden perusahaan konsumen terbesar Saudi, Olayan Group, ia kembali ke Palestina pada tahun 1997 untuk menjalankan waralaba Coca-Cola.

Khouri mengoperasikan bisnis senilai US$100 juta dan perusahaan pembotolan miliknya itu merupakan yang terbesar ketiga di wilayah Gaza, dengan jumlah staf sebanyak 450 orang.

Dan kini dia akan melakukan sesuatu yang diperkirakan tidak akan mungkin berhasil. Dia akan membuka pabrik pembotolan Coca-Cola senilai US$ 20 juta di Jalur Gaza, yang dikenal sebagai basis pejuang Hamas.

Zahi Khouri masih berusia sembilan tahun ketika keluarganya meninggalkan rumah mereka di Jaffa. Saat itu tahun 1948, ketika Israel baru lahir dan orang tuanya, setelah mendengar berita pertempuran, memutuskan untuk mengungsi ke luar negeri.

Mengenai keputusan orang tuanya yang mengungsi, Khouri menganggapnya kesalahan. "Itu sebuah kesalahan. Ini adalah rumah kami," kata pria yang lahir dari keluarga Kristen Palestina pada tahun 1938 itu.

Tingginya minat Khouri di dunia bisnis, aliansinya dengan perusahaan Coca-Cola, dan optimisme tanpa henti telah memungkinkan dia untuk terus menjalankan bisnis di Jalur Gaza selama hampir 20 tahun.

Setelah menjalani masa kecil sebagai pengungsi di Lebanon, Khouri kuliah di Jerman. Ia menyelesaikan gelar MBA di INSEAD di Fontainebleau, dan kemudian bekerja untuk perusahaan Amerika Serikat seperti Reynolds Metals Company dan Phelps Dodge dari 1967-1972.

Khouri mulai menancapkan giginya sebagai pemimpin di era yang penuh dengan demo dan pemogokan buruh. "Pabrik saya adalah satu-satunya yang tidak ada demo dan pemogokan," katanya saat masih bersama Phelps Dodge di pabrik di Brasil.

Lama bekerja di perusahaan Amerika memungkinkan dia untuk menjadi warga negara AS. Pada tahun 1973, Khouri menjadi salah satu tim manajemen yang dibentuk bank investasi American Express di Beirut. Dia menandatangani perjanjian manajemen yang memberinya kepemilikan saham di Olayan Group, sebuah perusahaan konsumen Arab Saudi yang yang memegang lisensi untuk Coca-Cola, Nabisco dan General Foods.

Dia menghabiskan 20 tahun bekerja di Olayan dengan bolak-balik antara New York dan Arab Saudi. Khouri memutuskan pensiun sebagai presiden perusahaan induk pada tahun 1994.

Tetapi dia tidak pensiun. "Saya akan terus berkarya meski saya sudah meninggal," katanya.

Ia butuh waktu dua tahun untuk melobi Coke agar membuka pabrik di Tepi Barat. Coke akhirnya setuju, dan pabrik pertama berdiri tahun 1998.

"Saya merasa kembali menjadi warga negara kelas satu," katanya tentang kepulangannya setelah bertahun-tahun. Sementara dalam karier yang panjang di tempat lain Khouri menganggap dirinya seperti seorang tamu.

(a/a)

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section