Money.id - Selain protes dari sejumlah instansi dan pemerintah daerah, pertumbuhan layanan trasportasi taksi Uber sedikit terhambat di Indonesia karena metode pembayaran yang mereka terapkan. Seperti yang diketahui, Uber menerima pembayaran hanya via kartu kredit, alias non-tunai.

Kondisi tersebut membuat para pengguna di Indonesia merasa kesulitan. Sebab, adopsi pengguna kartu kredit di tanah air masih cukup rendah. Data yang dirilis Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) mengungkapkan bahwa hanya ada sekitar 16 juta kartu kredit yang beredar di Indonesia per Februari 2015.

Untuk mengakomodasi pengguna Indonesia yang masih "asing" dengan kartu kredit, maka Uber pun memulai uji coba fitur bayar tunai. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara keenam di dunia, dan ketiga di kawasan Asia Tenggara yang menerapkan pembayaran tunai untuk Uber.

Regional General Manager Southeast Asia & Oceania Uber, Mike Brown, mengatakan bahwa pihaknya menyadari pembayaran tunai masih menjadi cara pembayaran yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

"Kami memiliki tujuan sederhana, yaitu menyediakan layanan berkendara yang terpercaya, aman, dan nyaman kepada semua orang, kapan dan di mana saja," ujar Mike.

Beberapa bulan terakhir tim Uber di seluruh dunia telah bekerja guna menciptakan metode pembayaran yang mudah dan mewakili keunggulan yang dimiliki Uber. Saat ini, di 22 kota di India tempat Uber beroperasi telah mempunyai pilihan penggunaan metode pembayaran tunai.

Kota-kota lainnya yang memiliki pilihan layanan cara pembayaran sejenis adalah Jeddah dan Riyadh, Arab Saudi; Hanoi dan Ho Chi Minh, Vietnam; serta Manila, Filipina. (ary)

Suka Informasi Ini? Klik Like Ini