1. HOME
  2. DIGITAL
HACKER

Bagaimana Meminimalisir Bahaya Transaksi Online?

Banyak fakta yang menunjukan betapa aktifnya masyarakat Indonesia melakukan transaksi digital di internet.

By Adhi 16 Mei 2016 15:02
Ilustrasi belanja online (altamiranet.com)

Money.id - Di era digital saat ini, masyarakat semakin percaya diri untuk melakukan transaksi digital. Transaksi yang dimaksud tidak hanya sebatas transaksi finansial, tetapi juga transaksi data atau informasi yang dialirkan melalui kanal online.

Sudah banyak fakta yang menunjukan betapa aktifnya masyarakat Indonesia melakukan transaksi digital di industri e-commerce, yang diperkirakan nilainya terus meningkat hingga menyentuh angka US$26 miliar (sekitar Rp 300 triliun) di tahun 2016 ini. Berbagai inisiatif digital yang dicanangkan pemerintah Indonesia juga kian memicu semangat digital di negeri ini.

Hal ini tentu saja mengundang risiko keamanan yang juga tidak kalah bertumbuh secara masif dan canggih. Pasalnya, di balik setiap kemudahan tentu ada risiko yang mengintai.

Lalu, apa yang menyebabkan perlindungan pengguna dari serangan cyber menjadi semakin menantang bagi penyedia layanan, terutama di Indonesia?

Pertama, meskipun tingkat adopsi teknologi pintar yang cukup tinggi namun tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan keamanan siber. Bahkan menurut data, Indonesia menempati salah satu urutan terbawah dalam hal kesadaran terhadap risiko keamanan siber. Kondisi menjadi lebih rumit berkat beragamnya jenis perangkat yang mereka gunakan untuk melakukan transaksi secara online.

Kedua (dan juga salah satu faktor terbesar), yang membuat pengamanan transaksi online semakin menantang adalah tuntutan dari masyarakat atau pengguna itu sendiri. Berbagai fasilitas dan layanan yang ditawarkan oleh organisasi dituntut untuk mampu memberikan pengalaman yang sederhana namun efektif.

Tidak lagi kita melihat berbagai persyaratan yang diwajibkan (seperti contoh keharusan untuk berbagai aplikasi tambahan) oleh penyedia layanan agar pengguna dapat memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan melalui kanal digital.

Hal ini disebabkan karena dari sisi infrastruktur akan sangat sulit dan memakan sumber daya yang besar, agar penyedia layanan mampu menyeragamkan kualitas layanan walaupun diakses dari berbagai perangkat dengan spesifikasi dan platform yang berbeda. Belum lagi, setiap platform memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda pula.

Dari sisi pengguna, mari kita tanyakan kepada diri kita sendiri, apakah kita masih mau untuk melakukan berbagai hal yang disyaratkan untuk bisa suatu layanan? Jika tidak terpaksa, orang memiliki kecenderungan untuk memilih hal yang lebih sederhana.

Kesemua hal di atas tidak berarti bahwa tiada cara lain yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan untuk memastikan keamanan pengguna dalam melakukan transaksi digital. Untuk itu, pergeseran pola pikir perlu dilakukan. Salah satu yang perlu dititikberatkan adalah kemampuan penyedia layanan dalam memperluas parameter keamanan mereka, sehingga menjadi lebih dekat ke pengguna.

Hal ini dimungkinkan dengan cara melindungi keamanan aplikasi dan data yang dialirkan melaluinya– terlepas dari jenis, platform, serta tingkat keamanan dari setiap perangkat yang digunakan. Karena, aplikasi adalah gerbang yang harus dilalui oleh pengguna untuk mengakses suatu layanan. Agar efektif dan dapat diterima oleh pelanggan, solusi tersebut haruslah mampu memberikan perlindungan kepada penggunanya tanpa melibatkan mereka ke dalam prosesnya.

Secara sederhana, penyedia layanan membutuhkan solusi yang mampu bekerja layaknya pengawal di pintu gerbang yang akan memeriksa seluruh tamu yang datang secara seksama dengan sinar x-ray, hingga mengawal mereka untuk sampai ke tempat tujuan dan kembali keluar tanpa mengharuskan tamu tersebut untuk melakukan sesuatu.

Solusi seperti inilah yang membuat penyedia layanan mampu melindungi pengguna layanan mereka terlepas dari tingkat kesadaran pengguna akan risiko keamanan siber, dan juga tingkat keamanan setiap perangkat yang mereka gunakan. Dengan kata lain, membantu penyedia layanan mengatasi kedua tantangan tersebut, namun tetap menjunjung tinggi keamanan pengguna.

Mengambil konsep yang tersebut, F5 Networks memperkenalkan F5 Web Fraud Protection. Solusi ini terdiri dari WebSafe dan MobileSafe di Indonesia. Keduanya mampu melindungi pelanggan dengan cara memberikan pengamanan terhadap berbagai aplikasi digital, baik yang diakses melalui situs web maupun mobile, terhadap ancaman keamanan cyber / fraud yang semakin canggih.

Selain meningkatkan keamanan, solusi ini juga memungkinkan perusahaan mempertahankan kualitas pengalaman serta kemudahan pengguna dalam memanfaatkan aplikasi. Pasalnya, pengguna tidak dilibatkan secara langsung dalam proses peningkatan keamanan.

Dengan begitu, mereka tidak diganggu oleh berbagai aktivitas tambahan yang dapat berpengaruh buruk terhadap pengalaman dan tingkat kepuasan mereka dalam menggunakan aplikasi.

Oleh: Fetra Syahbana, Country Manager F5 di Indonesia

Baca juga:

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section