1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Menguak Kecanggihan Sukhoi-35 yang Buat Indonesia Jatuh Hati

Pesawat canggih ini dibanderol dengan harga Rp615 miliar hingga Rp889 miliar. Apa keunggulannya?

By Dwifantya Aquina 24 November 2015 17:16

Money.id - TNI Angkatan Udara akan membeli Sukhoi jenis teranyar, Su-35. Kali ini bukan pesawat tempur biasa, Su-35 atau yang biasa disebut Flanker-E adalah generasi terbaru dari pesawat tempur pabrikan Rusia, dan merupakan pengembangan dari Su-27, versi sebelumnya.

Su-35 yang memiliki kemampuan serupa pesawat siluman membuat Indonesia amat terkesan, hingga akhirnya memutuskan untuk memborong satu skuadron jet tempur Su-35. Kontrak kerja sama diteken pada September 2015 lalu.

Sukhoi bahkan membuat sejumlah produsen pesawat tempur gigit jari. Sebab, Indonesia tetap ngotot memilih Su-35 yang melancarkan aksi gila saat beraksi di Pameran Dirgantara dan Antariksa Internasional atau MAKS (Mezhdunarodnyj Aviatsionno-Kosmicheskij Salon) 2015 di Bandara Zhukovsky, dekat Moskow, 25-30 Agustus 2015.

Pesawat canggih ini dibanderol dengan harga US$45 juta (setara dengan Rp615 miliar) hingga US$65 juta atau setara dengan Rp889 miliar.

Mengapa Indonesia jatuh hati pada pesawat tempur ini?

Alasan pertama, pesawat tempur lain tak mungkin melakukan manuver secanggih Su-35. Pesawat ini mampu melakukan manuver-manuver tempur yang tidak dapat diimbangi oleh pesawat tempur lainnya. Yang paling terkenal adalah manuver ‘Cobra’ di mana Su-35 dapat menanjak secara tegak lurus atau vertikal, berhenti sesaat di udara dan berjungkir balik 180 derajat dengan stabil.

Manuver ini sempat dipamerkan pada ajang MAKS Airshow 2015 lalu. Kemampuan manuver ekstrim Su-35 didapat berkat desain aerodinamika pesawat dan dukungan mesinnya. Kelebihan lain dari Su-35 adalah nozzle (mesin buang atau ‘knalpot’ pesawat ) yang memiliki fitur trust vectoring.

Dengan fitur ini, nozzle Su-35 bisa dibelokkan ke dalam tiga sumbu gerakan tanpa harus mengurangi daya dorong pesawat. Gampangnya, seperti mobil yang dapat melakukan manuver ‘drift’ di jalanan, Su-35 dapat melakukan manuver yang sama di udara. Dengan fitur ini pula, Su-35 tidak memerlukan landasan yang panjang untuk dapat mendarat maupun lepas landas.

Kedua, Su-35 dilengkapi dengan sistem jamming untuk menurunkan kemampuan deteksi radar milik pesawat musuh serta radar yang dapat mendeteksi sinyal dari belakang pesawat untuk menembakkan peluru kendali SARH. Su-35 dilengkapi dengan radar Irbis-E PESA yang dapat mendeteksi banyak sasaran baik di darat, laut maupun udara serta memiliki jangkauan dua kali lebih jauh dibandingkan radar milik pesawat-pesawat generasi keempat.

Dengan kemampuan ini, Su-35 dapat melakukan aksi ‘First Look-First Shoot-First Kill’ di mana pilot Su-35 dapat lebih dulu menjatuhkan pesawat lawan sebelum mereka melihat kedatangan Su-35. Selain itu, Su-35 juga mempunyai perangkat Infra Red Search and Track (IRST) internal yaitu OLS-35 yang membuat pesawat ini bisa melacak musuh dengan gelombang infra merah.

Ketiga, Su-35 disebut sebagai pesawat tempur multirole, karena selain fungsinya sebagai pesawat tempur penghancur, pesawat ini juga dapat digunakan untuk fungsi lainnya. Su-35 mempunyai kemampuan sebagai ‘stasiun bahan bakar’ yang dapat melakukan pengisian bahan bakar untuk pesawat-pesawat lain di udara. Su-35 dapat menjadi pesawat ‘pemadam kebakaran’ dengan menjatuhkan bergalon-galon air tepat ke atas area di mana api berkobar.

Hal-hal tersebut dimungkinkan karena tangki bahan bakar Su-35 sendiri yang terbilang cukup besar yaitu mampu membawa 15 ton bahan bakar dalam sekali terbang serta daya angkutnya yang mencapai 30,5 ton.

Kemudian keempat, Su-35 memiliki kemampuan angkut yang tinggi sehingga dapat membawa senjata yang lebih banyak dibandingkan pesawat lainnya. Su-35 mempunyai 12 hardpoints yang dapat digunakan untuk mengangkut berbagai macam misil, roket maupun bom.

Ini mungkin alasan paling utama mengapa Indonesia memilih Su-35 ketimbang pesawat lain utamanya pesawat dari Amerika. Karena merupakan pengembangan dari Su-27 sebelumnya, maka suku cadang dari Su-27 dapat digunakan ke Su-35 dan sebaliknya.

Hal ini tentu jauh lebih praktis ketimbang membeli suku cadang yang berbeda untuk masing masing pesawat. Sebelumnya Indonesia telah memiliki skuadron Su-27 dan Su-30. Bukan hanya dari suku cadang, dari segi persenjataan, Su-35 dapat menenteng persenjataan yang sama milik Su-27.

Masalah pembelian Su-35 akan dibahas dan kemungkinan direalisasikan pada akhir November ini. Di Indonesia, Su-35 akan menggantikan posisi F-5 Tiger yang umurnya sudah uzur dan akan di-grounded.

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section