Kaca taksi yang melintas sampai hancur di bagian depan.
By Dwifantya Aquina 22 Maret 2016 10:49Money.id - Aksi unjuk rasa besar-besaran ribuan sopir taksi dan angkutan umum lainnya kembali dilakukan hari ini, Selasa 22 Maret 2016. Mereka kembali menuntut pemerintah menertibkan angkutan transportasi berbasis online seperti Grab Car dan Uber Taxi.
Massa yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) akan berunjuk rasa di depan Gedung DPR, kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Jalan Merdeka Barat, dan di depan Istana Negara. Sebanyak 5.000 massa diperkirakan mengikuti aksi unjuk rasa ini.
Namun, ribuan massa yang menggelar aksi di sejumlah titik tiba-tiba tak terkendali. Mereka mulai melakukan sweeping terhadap rekan-rekan mereka yang masih melayani penumpang. Mereka memaksa penumpang untuk turun dari taksi.
Masih pake seragam perusahaan ?? Apa perusahaan tidak ada tindakkan apa2 ?? #demotaksi pic.twitter.com/m2YrTiFv5p
— martin kax (@martinkax) March 22, 2016
Berdasarkan rekaman video amatir yang menjadi viral di dunia maya, sejumlah sopir taksi berbaju biru merangsek masuk ke jalan tol dalam kota di depan Gedung DPR. Mereka tiba-tiba melakukan aksi anarkis dengan menghentikan rekan sesama pengemudi taksi yang masih membawa penumpang.
Beberapa dari mereka ada yang menendang taksi, ada juga yang menginjak-injak taksi berlambang burung biru itu di tengah jalan. Kaca taksi yang melintas tadi sampai hancur di bagian depan.
Taksi "Biru" ternyata anarkis juga, silahkan demo tp tdk perlu menakuti/ merusak taksi yg bawa penumpang! #demotaksi pic.twitter.com/zGJuLFBxvz
— L i s c e (@lisce_ecsil) March 22, 2016
Mereka pun membakar ban dan memblokir jalan. Ban tersebut dibakar di jalur tengah tol dalam kota.
Tak hanya itu, para demonstran yang terdiri dari sopir taksi juga memblokade jalan sehingga kendaraan tak bisa melintas di kedua arah.
Aksi unjuk rasa sopir taksi ini mengakibatkan ruas tol dalam kota mengalami kemacetan panjang. Selain di ruas tol Cawang sampai Semanggi, sejumlah ruas tol lainnya juga mengalami kemacetan akibat tingginya volume kendaraan.
Menyikapi kondisi tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengutuk aksi tersebut. Polisi, lanjutnya, harus menindak tegas sopir yang berlaku anarkis.
"Kalau anarkis kepolisian ambil tindakan keras. Satpol PP juga di depan, polisi akan back up kita," kata Ahok usai meresmikan gedung Kelurahan Kenari, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari Merdeka.com, Selasa 22 Maret 2016.
Meski begitu, Ahok juga mengingatkan kepada sopir angkutan juga untuk memperhatikan fisik kendaraan mereka. Salah satunya dengan memperhatikan KIR kendaraan.
"Angkot KWK layak jalan enggak, jadi mereka jangan menuntut hak saja tapi enggak memerhatikan keselamatan penumpang. Kalau jadi orang ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi," paparnya.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Anak Orang Terkaya di China Habiskan Rp5 Miliar Semalam untuk Pesta
19 Maret 2016 16:32