1. HOME
  2. NEWS
RIDWAN KAMIL

Antara Ridwan Kamil, Polisi, dan Sopir Angkot

Ridwan Kamil dilaporkan sopir angkot ke Mapolda Jabar. Tapi menurut Kang Emil yang melaporkannya itu komplotan preman.

By Rohimat Nurbaya 21 Maret 2016 17:51
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil (Facebook)

Money.id - Seorang sopir bernama Taufik Hidayat melaporkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil ke polisi. Sopir itu mengaku ditampar oleh pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Insiden itu, menurut sang sopir, terjadi di kawasan Alun-Alun Bandung. Dikutip dari laman Merdeka.com, kejadian itu berawal ketika Taufik menaikkan penumpang di tempat yang bukan semestinya. Saat bersamaan, Kang Emil sedang melintas menggunakan sepeda listrik di kawasan tersebut.

Lantas Kang Emil menghampiri dan bertanya dalam bahasa Sunda. 'Urang mana maneh?' bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, 'kamu orang mana?'

"Menurut pengakuan pelapor, bernama Taufik Hidayat (setelah ditegur) katanya ditampar dan diduga ada pukulan," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono. Polisi masih mendalami laporan tersebut.

Kuasa hukum korban, I Made Agus Redi Yudana menyebut, insiden itu terjadi pada siang hari sekitar pukul 11.00 WIB atau 11.30 WIB.

Pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) itu mengatakan, saat itu kliennya sedang melakukan aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang di selter bus depan Alun-Alun Kota Bandung.

Kemudian datang orang diduga pengawal pribadi Ridwan Kamil meminta kunci serta surat-surat seperti SIM dan STNK. Tidak lama kemudian datanglah Ridwan Kamil dengan menaiki sepeda untuk menghadang kliennya.

Klarifikasi

Melalui akun Fanpage Facebook miliknya, Kang Emil membantah apa yang telah dilaporkan sopir bernama Taufik Hidayat dan kuasa hukumnya. Kang Emil mengaku, tidak ada penamparan atau pemukulan.

"Orang itu preman omprengan ilegal, bukan sopir angkot. Dia tidak ada SIM Umum dan tidak bawa STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) berkali-kali," tulis Emil.

Emil menuding, sopir bernama Taufik Hidayat itu merupakan bagian dari komplotan preman yang kerap memaksa warga masuk ke mobilnya. Komplotan itu, selama ini dianggap meresahkan sopir-sopir angkot karena menyerobot rute resmi dengan sebagian dibekingi oknum aparat.

Menurutnya, sopir angkutan ilegal seperti itu sudah belasan kali diingatkan dengan sopan. Tiga orang sudah ditangkap, satu di antaranya sudah diserahkan ke Denpom karena oknum anggota TNI aktif.

Kemudian ada lima orang diajak bicara baik-baik sambil dijamu makan di pendopo Balai Kota Bandung. Kemudian diberikan tawaran pekerjaan di Pemkot Bandung.

"Tapi banyak yang tetap melanggar hukum alias baredegong (keras kepala), yang kemarin itu Kebetulan kepergok saat saya sedang bike to work, dan mau kabur. Di situ banyak saksi, termasuk polisi," tulisnya lagi.

"Bagaimanapun Kota ini harus tertib dan premanisme harus dibasmi. Tidak mudah membereskan negeri ini namun tidak boleh menyerah termasuk menerima ikhlas risiko-risikonya. Hatur Nuhun," lanjutnya. (ita)

Baca Juga

 

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section