Money.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 25,25 poin atau 0,52 persen ke level 4.839,03 pada perdagangan Senin, 14 Maret 2016. Pada penutupan Jumat, 11 Maret 2016, IHSG menguat 20,58 poin atau 0,43 persen ke 4.813,78.

Mengutip data perdagangan Kiwoom Securities, hingga perdagangan pukul 10.06 WIB, IHSG bergerak menghijau ke level 4.851,99 atau naik 38,21 poin (0,79 persen). Pada perdagangan hari ini, sebanyak 187 saham naik dan 58 turun.

Sementara itu, indeks saham bluechips, LQ45 turut bergerak menghijau ke level 845,76 atau naik 7,15 poin (0,85 persen) dari sesi pembukaan. Sedangkan pada perdagangan akhir pekan lalu, indeks saham berkapitalisasi besar tersebuat ditutup pada level 838,61.

Tidak hanya IHSG dan indeks saham bluechips saja yang menghijau, semua komoditas di pasar perdagangan naik semuanya sejak sesi pembukaan. 

Komoditas sektor pertanian naik 7,33 poin (0,40 persen) ke level 1.846,7. Sektor tambang naik sebesar 8,26 poin (0,92 persen) ke level 908,94.

Begitu juga dengan sektor industri dasar, aneka industri, properti, dan insfrastruktur semuanya naik dari sesi pembukaan.

Industri dasar naik sebesar 3,7 poin ke level 425,40. Kemudian aneka industri naik 15,53 poin ke level 1.206. Properti dan insfrastruktur masing-masing naik 6,23 poin dan 9,46 poin.

Analis dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan kenaikan IHSG didorong oleh laju rupiah mampu kembali menghijau meski juga sempat melemah setelah terimbas penurunan euro selain pengumuman pemangkasan suku bunga Europe Central Bank (ECB) rate.

"Selain dari rupiah, pergerakan laju bursa saham Asia yang menghijau turut mendukung penguatan laju IHSG," ucapnya.

Dari Eropa, setelah para investor berharap akan adanya perpanjangan stimulus, maupun pengurangan tingkat suku bunga agar nantinya dana segar masuk ke emerging market semakin bertambah, skenario itupun berjalan sesuai yang telah diperkirakan.

Kini ECB memasang deposit rate di level -0.4 persen dari sebelumnya -0.3 persen serta menaikkan stimulus dari 60 euro miliar menjadi 80 euro miliar per bulan (Rp1.123 triliun). (poy)