1. HOME
  2. DIGITAL
TOKO ONLINE

Toko Online Berjaya, Pedagang Ponsel Konvensional Menjerit

Saat tim Money.id menginjakkan kaki di lantai elektronik Mall Ambasador, suasana di sana terasa sangat sepi.

By Nur Chandra Laksana 25 Mei 2016 06:38
Mall ITC Ambasador Kuningan, Jakarta Selatan (Money.id/Dwi Narwoko)

Money.id - Laju sektor bisnis e-commerce atau toko online kian tak terbendung di Indonesia. Menjamurnya e-commrece di Indonesia memang membawa dampak positif terhadap perekonomian negara.

Kondisi tersebut juga didukung oleh perubahan tren konsumen tanah air yang mulai gemar berbelanja berbagai jenis produk secara online. Salah satu jenis produk yang paling sering dibeli secara online adalah perangkat elektronik, khususnya perangkat mobile seperti smartphone dan tablet.

Dengan segala macam kemudahan dalam bertransaksi dan adanya promo diskon yang diberikan, membuat kebanyakan calon pelanggan kini beralih berbelanja smartphone di toko-toko online populer seperti Bhinneka, Blibli, Lazada, Elevenia, dan masih banyak lainnya.

Sebagai bukti, Chief Executive Officer Blibli.com, Kusumo Marto, sempat mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan smartphone secara online di tahun 2015 bertumbuh sekitar 600% dibanding tahun sebelumnya.

Pedagang Konvensional Kelimpungan

Di sisi lain, kejayaan toko online faktanya merugikan para pedagang gadget konvensional, alias offline.

Menurut pengakuan Nita, seorang pemilik toko gadget di pusat perbelanjaan Mall ITC Ambasador, Kuningan, Jakarta Selatan, toko online perlahan-lahan mulai 'membunuh' bisnisnya.

"Semenjak e-commrece banyak bermunculan, pengunjung Mall Ambasador, terutama di lantai elektronik, menjadi sepi," tutur Nita saat ditemui Money.id, Selasa 24 Mei 2016.

Memang, saat tim Money.id menginjakkan kaki di lantai elektronik Mall Ambasador, suasana di sana terasa sangat sepi. Sudah tidak terlihat lagi hiruk pikuk konsumen di pusat perbelanjaan yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu pusat jual beli gadget terbesar dan terlengkap di Jakarta tersebut.

Suasana lengang di lantai elektronik Mall ITC Ambasador Kuningan (Money.id/Dwi Narwoko)

"Berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Sekarang dari hari ke hari malah semakin sepi," ungkap Nita dengan raut muka yang terlihat pasrah.

Ia melanjutkan, "Karena sepi, sudah ada beberapa teman penjual di sini yang terpaksa tutup. Tidak bisa membayar uang sewa. Rugi terus."

Akan tetapi, Nita sendiri sejauh ini masih merasa beruntung dan mampu bertahan. Pasalnya, dalam satu minggu, toko milik Nita masih mampu mendapatkan pelanggan.

"Saya masih bersyukur bisa bertahan di sini. Selama seminggu, masih ada transaksi, meskipun tidak sebanyak dulu. Itupun yang beli biasanya para orang yang sudah berumur 40 hingga 50 tahun yang tidak mengerti cara pakai toko online," terang pengusaha wanita beranak satu itu.

Suasana lengang di lantai elektronik Mall ITC Ambasador Kuningan (Money.id/Dwi Narwoko)

Saat ditanyakan soal pendapatan, Nita mengaku dalam satu bulan kini dia hanya mampu mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta saja.

"Dampaknya sih keuntungan kita menurun lumayan, sekitar 30 sampe 40 persen jika dibandingkan tahun 2010 lalu," ungkap Nita.

Meski begitu, Nita masih belum kehilangan asa. Ia masih yakin ada sebagian besar konsumen yang lebih memilih membeli gadget di toko konvensional seperti toko miliknya karena memberikan sensasi dan rasa kepercayaan lebih dibanding berbelanja di toko online. (dhi)

 

(a/ncl)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section