1. HOME
    2. DIGITAL
CYBERCRIME

Dilema Mobile Banking: Kemudahan Vs Keamanan

Jumlah malware yang menyasar perbankan online di Indonesia naik 224 persen sepanjang 2015 lalu.

By Adhi 17 Mei 2016 13:41
Ilustrasi (itpro.co.uk)

Money.id - Tren mobile banking telah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari para pengguna smartphone. Kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan menjadi alasan utama layanan mobile banking kerap diandalkan para nasabah bank.

Namun begitu, faktanya ada bahaya mengintai di balik layanan transaksi finansial berbasis internet ini.

Menurut laporan perusahaan keamanan komputasi Trend Micro, jumlah malware yang menyasar perbankan online di Indonesia naik 224 persen sepanjang 2015 lalu.

Parahnya lagi, Indonesia dilaporkan menduduki peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara sebagai negara dengan angka ancaman cyber terbesar di sektor perbankan.

Di sisi lain, Kapersky Lab menjelaskan bahwa jenis ancaman cyber yang paling umum digunakan untuk menyerang pengguna mobile banking di Indonesia adalah 'phishing'

Apa itu Phishing?

Phishing atau 'jerat dunia maya' adalah salah satu metode kejahatan cyber yang paling populer. Cara kerjanya cukup simpel, biasanya pelaku kejahatan cyber akan memberikan link alamat situs palsu melalui media sosial, email, atau yang paling sering terjadi sekarang adalah melalui broadcast, alias pesan berantai di aplikasi chatting.

Kaspersky lab memperkirakan distribusi link berbahaya melalui situs media sosial dan aplikasi chatting 10 kali lebih efektif menginfeksi dibandingkan dengan penyebaran melalui email.

Sebab, pengguna internet jauh lebih tertarik untuk mengklik sebuah link di media sosial atau aplikasi chatting karena dianggap berasal dari lingkaran pertemanan.

Bila Anda meng-klik link tersebut, biasanya Anda akan langsung diarahkan ke sebuah laman situs palsu (umumnya situs perbankan). Hanya dengan masuk ke dalam situs tersebut, perangkat Anda akan langsung terinfeksi malware berbahaya.

Malware tersebut berfungsi untuk 'menyedot' data-data pribadi Anda mulai dari akun email, akun media sosial, berbagai password, atau bahkan data transaksi finansial perbankan.

"Tetap waspada dan lakukan tindakan pencegahan yang tepat merupakan kunci untuk tidak masuk ke dalam perangkap mereka," ujar David Emm, salah satu insinyur keamanan dari Kaspersky Lab dalam keterangannya.

SELANJUTNYA >>

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section