1. HOME
  2. NEWS
BILL GATES

Vladimir Putin Lebih Kaya dari Bill Gates?

Kekayaan Putin diperkirakan berkisar antara 28 juta sampai 140 juta poundsterling atau setara Rp 555 triliun.

By Adhi 31 Januari 2016 09:39
Vladimir Putin (rockstarbadboy.com)

Money.id - Vladimir Putin, Presiden Rusia yang merupakan mantan anggota dinas rahasia KGB, digadang-gadang sebagai orang terkaya di dunia.

Televisi Inggris BBC dalam laporan investigasi tentang Putin berjudul 'Panorama' menyebut presiden macho itu memiliki harta kekayaannya dua kali lipat lebih banyak dari Bill Gates, pendiri Microsoft.

Enam belas tahun setelah pertama kali terpilih sebagai presiden, Putin yang sekarang berusia 63 tahun, posisinya menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Akan tetapi, akhir-akhir ini muncul kabar tak sedap tentang Putin dan kekayaannya.

Kabar tersebut menyebutkan Putin tidak hanya haus akan kekuasaan, tapi juga terobsesi untuk memperkaya dirinya sendiri. Hampir 100 tahun sejak Revolusi Rusia, Negeri Beruang Merah itu seolah-olah telah memiliki tsar (sebutan untuk raja di Rusia) yang baru.

Meski Putin menggambarkan dirinya sebagai orang yang sederhana, dengan pendapatan hanya 83.000 poundsterling atau setara Rp 1,6 miliar pada tahun 2014, dua apartemen yang tidak terlalu besar dan sebuah mobil yang terparkir di garasinya, namun banyak yang mengklaim dia memiliki kekayaan lebih dari itu.

Kekayaan orang nomor satu di Negeri Beruang Merah itu diperkirakan berkisar antara 28 juta sampai 140 juta poundsterling atau setara Rp 555 triliun sampai Rp 2.775 triliun. Sungguh sebuah angka yang sangat fantastis. Jika rumor ini benar, maka kekayaan Putin diklaim dua kali lipat lebih banyak dari harta pendiri Microsoft, Bill Gates.

Banyak yang menduga Putin memperoleh kekayaannya dari korupsi dan tangan besinya sebagai penguasa. Warga Rusia sendiri tidak memungkiri praktik korupsi yang merajalela di Rusia. Menurut kabar yang beredar di kalangan warga Rusia, pemimpin mereka telah mengubah korupsi yang kolosal menjadi seni yang artistik.

Selama bertahun-tahun, banyak kritikus membicarakan gaya Putin dalam menjalankan urusan pribadi dan bisnis yang seperti 'mafia'. Mereka mengatakan Putin menggunakan lingkaran dalamnya yang dirancang untuk menyamarkan perputaran uang dan bisnisnya.

Dan baru pekan ini, Departemen Keuangan Amerika Serikat berani mengungkapkan secara terbuka untuk pertama kalinya tentang praktik korupsi dan penggelapan yang dilakukan Putin untuk memperkaya diri.

Di antara yang disembunyikan Putin adalah sebuah istana bernilai miliaran dolar dan kapal pesiar Olympia berharga 25 juta poundsterling yang merupakan hadiah dari pemilik Chelsea, Roman Abramovich.

"Kami melihat dia memperkaya teman-temannya, sekutu dekatnya, dan menyingkirkan mereka yang dianggap lawan, menggunakan aset negara. Baik itu kekayaan energi Rusia atau uang hasil kontrak dengan negara lain, dia menyalurkan sebagian dana itu kepada orang-orang kepercayaan yang akanmelayani permintaannya," kata Adam Szubin, pejabat Departemen Keuangan AS.

"Bagi saya, itu adalah bentuk korupsi," katanya, menjelaskan bagaimana presiden kelahiran 7 Oktober 1952 itu dalam menyembunyikan hartanya.

Angus Roxburgh, jurnalis Inggris yang pernah menulis tentang Putin, setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa Putin terobsesi dengan harta dan tahta. Dia bergaya layaknya tsar, percaya bahwa dirinya adalah tsar dan mungkin berharap bisa hidup seperti tsar," ujar Roxburgh.

Penulis The Strongman: Vladimir Putin and the Struggle for Russia itu menambahkan Putin mungkin memandang kekayaan sebagai efek samping dari kekuasaan yang dipegangnya.

"Dia presiden dari negara yang kuat, dan dalam pandangan sederhananya tentang dunia, seorang pemimpin harus kaya raya," kata Roxburgh.

Penampilan Putin di depan publik atau saat melakukan aktivitas pribadi telah memperkuat dugaan dia sebagai orang terkaya di dunia.

Pada musim gugur tahun lalu dia terekam sedang latihan beban dengan mengenakan setelan yang ditaksir bernilai 2,000 poundsterling. Dia juga hobi mengoleksi jam tangan mahal. Putin sering terlihat memakai jam tangan mewah yang bernilai 450 ribu poundsterling. Pada tahun 2009, dia juga terlihat pernah memberi hadiah jam tangan merek Blancpain warna hitam senilai 5,500 poundsterling kepada seorang pekerja pabrik.

Pengamat politik Stanislav Belkovsky mengklaim Putin memiliki pendapatan 27 juta poundsterling atau setara Rp 534,2 miliar dari saham di tiga perusahaan energi Rusia, yaitu perusahaan eksplorasi minyak Surgutneftegaz, raksasa energi negara Gazprom, dan perusahaan perdagangan minyak Gunvor.

Sergev Kolesnikov adalah pihak lain yang mengungkapkan bahwa Putin menggunakan uang negara dan sumbangan dari pendukungnya yang kaya, yang seharusnya untuk negara, untuk keuntungan pribadinya.

Namun Putin dan kroninya membantah tuduhan klaim atas jumlah kekayaan dan korupsi yang dilakukannya. Mereka menyebut tuduhan itu hanyalah fiksi belaka.

Sorotan tentang obsesi pada kekuasaan dan kekayaan membuat Putin gerah. Dia pun menangkis semua tuduhan dengan berkilah, "Saya memang orang terkaya tidak hanya di Eropa, tapi di dunia. Saya mengumpulkan emosi. Saya kaya karena mendapat kepercayaan penuh dua kali dari rakyat Rusia untukmemimpin negara besar ini."

Kabar tentang Putin yang haus kekayaan dan kekuasaan ini telah menarik banyak orang untuk mengetahui masa lalunya. Lahir dari keluarga yang sangat miskin di St Petersburg, ayah Putin, Vladimir Spiridonovich, adalah tentara di kesatuan elit Uni Soviet di Perang Dunia II. Sedangkan ibunya, Maria Ivanovna, adalah seorang buruh pabrik yang hampir mati kelaparan selama perang dengan Nazi.

Setelah lulus pada tahun 1975, Putin bergabung dengan KGB, dan akhirnya dikirim ke Dresden, kemudian di Jerman Timur, untuk merekrut agen lainnya.

Namun ketika kembali pada tahun 1991 ke kampung halamannya untuk bekerja di kantor publik, Putin

menggalang pertemanan dan persekutuan yang kuat di kalangan teman-temannya. Para pengamat mengatakan tim inilah yang ia percaya dan manfaatkan.

"Bagi yang melakukan perintahnya akan mendapat imbalan. Jika tidak loyal, bisa masuk penjara, atau lebih buruk," kata penulis Karen Dawisha.

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section