1. HOME
  2. NEWS

Curi Data Anggota Militer AS, Hacker ISIS Ditangkap di Malaysia

Hacker tersebut mencuri informasi pribadi lebih dari 1.000 anggota militer AS dan karyawan federal.

By Dwifantya Aquina 17 Oktober 2015 11:27
Ilustrasi militer (Pixabay)

Money.id - Polisi menangkap seorang hacker di Malaysia yang dituduh mencuri informasi pribadi anggota militer Amerika Serikat dan memberikannya kepada ISIS.

Dilansir CNN, Jumat 16 Oktober 2015, Menurut Departemen Kehakiman AS, Ardit Ferizi, warga Kosovo, ditahan di Malaysia setelah pihak AS mengetahui bahwa ia memberikan dukungan material kepada ISIS dan mencuri identitas dengan cara meretas.

Menurut pengaduan pidana, Ferizi menyusup ke sistem komputer dari sebuah perusahaan di Amerika Serikat dan mencuri informasi pribadi lebih dari 1.000 anggota militer AS dan karyawan federal. Kemudian, ia diduga memberikan informasi kepada beberapa tokoh ISIS, termasuk seorang propagandis terkemuka ISIS.

Asisten Jaksa Agung John Carlin menyebut kasus yang menjerat Ferizi, yang menggabungkan cybercrime dan teror terhadap otoritas AS, bertujuan untuk meningkatkan perlawanan mereka pada ISIS.

"Ini adalah yang pertama (meretas informasi anggota militer AS). Penangkapan ini menunjukkan tekad kita untuk menghadapi dan mengganggu upaya ISIS yang menjadikan AS sebagai target perlawanan," kata Carlin dalam sebuah pernyataan.

Pihak AS menuduh Ferizi menyusup ke server dan mencuri nama dan informasi pribadi lebih dari 1.300 militer AS dan personel pemerintah lainnya. Daftar nama yang dicuri itu kemudian diunggah secara online pada Agustus lalu oleh kelompok yang menamakan dirinya "Divisi Hacking Negara Islam."

"Kami melakukan penggalian data rahasia, dan menyampaikan informasi pribadi Anda untuk tentara khilafah, yang segera dengan izin Allah akan menyerang leher Anda di tanah sendiri!" tulis kelompok tersebut di sebuah situs.

Data anggota militer, termasuk alamat rumah, dan foto, diduga dicuri oleh Ferizi dan diteruskan kepada Junaid Hussein, seorang hacker Inggris yang aktif merekrut orang Barat untuk bergabung dengan ISIS melalui media sosial, kata pihak berwenang.

Militer AS mengumumkan pada Agustus bahwa mereka telah membunuh Hussein dalam sebuah serangan udara di Suriah. Dia adalah anggota terkemuka ISIS yang disebut CyberCaliphate, yang telah melakukan peretasan hingga menyebabkan gangguan pada militer dan situs pemerintah lainnya seperti di Amerika Serikat, Perancis dan negara-negara lain.

Setelah daftar militer AS dipublikasikan ISIS pada Agustus lalu, pejabat Pentagon mengatakan mereka sedang menyelidikinya.

"Saya menganggapnya serius, karena jelas apa yang mereka coba lakukan," ujar Jenderal Raymond Odierno, kepala Angkatan Darat AS.

Banyak dari nomor telepon dan alamat email dalam daftar tidak dalam layanan ketika diuji oleh CNN. Tapi satu orang di daftar tersebut, ketika dihubungi melalui telepon, menegaskan ia sebelumnya pernah bertugas di militer AS.

Dia meminta untuk tidak disebutkan namanya, tetapi mengatakan ia baru saja diberitahukan oleh Pentagon bahwa namanya dan informasi pribadi berada di daftar tersebut. Sementara yang lainnya, melalui email, mengkonfirmasi bahwa dia adalah seorang pegawai pemerintah yang telah diperingatkan oleh militer tentang keberadaannya data dirinya dalam daftar yang diunggah ISIS.

(da/da)

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section