Terkait penjualannya yang menguntungkan, Mattel melakukan survei sejak 1959-2010. Diketahui ternyata ada sekitar 100 ribu kolektor boneka barbie di seluruh dunia, dan 90 persen diantaranya adalah wanita, berusia 40 tahun. 

Setiap tahun mereka menghabiskan uang sekitar US$ 1000 atau sekitar Rp13 juta, untuk membeli rata-rata 20 boneka barbie. Jumlah tersebut termasuk membeli pakaian dan aksesorisnya. 

Terlepas dari hal itu Barbie ternyata punya nama panjang yaitu Barbra Millicent Roberts yang diambil dari nama anak Handler. Penggambaran boneka yang lebih tua dari anak-anak itu, ternyata sengaja diciptakan dengan tujuan tertentu, yaitu membantu mereka fokus pada masa depan dan cita-cita kelak sudah dewasa.

"Seluruh filosofi Barbie adalah bahwa melalui boneka, gadis kecil kita bisa menjadi apa saja yang diinginkannya. Barbie selalu mewakili fakta bahwa seorang wanita memiliki pilihan," kata Handler.

Selama bertahun-tahun, Barbie menghasilkan penjualan besar dan menguntungkan. Meski banyak kontroversi alias tak semua orang menyukai barbie. Banyak kritikus mengatakan Barbie mempromosikan stereotip gender dan harapan yang tidak realistis tentang citra tubuh manusia.

Di sisi lain, ada yang mengatakan Barbie mendorong imajinasi dan percaya diri. Terlepas dari perdebatan tersebut, Barbie masih merupakan boneka ikonik hingga hari ini. (els)

(dr/dr)