Money.id - Mainan anak zaman sekarang memang berkembang dengan sangat pesat. Hampir semua mainan anak-anak sudah berteknologi digital dan membutuhkan koneksi Internet agar bisa dimainkan dengan maksimal.

Kendati demikian, mainan yang tak butuh Internet seperti boneka, permainan papan, dan permainan yang berhubungan dengan bola masih menjadi favorit. Berbicara tentang boneka, anak-anak perempuan di seluruh dunia hampir pasti mengenal yang namanya boneka Barbie.

Terlepas dari sebutannya 'action figure', boneka ini telah menjadi mainan populer baik bagi anak laki-laki dan perempuan selama ratusan tahun. Dahulu, boneka adalah buatan tangan dari bahan yang ditemukan di sekitar rumah, seperti potongan kain dan sekam jagung, dilansir dari laman Wonderpolice.

Dalam sebagian besar sejarahnya, boneka dibuat agar terlihat seperti bayi --sehingga muncul istilah 'baby doll'-- namun dalam ukuran yang kecil. Namun, semua itu berubah pada 9 Maret 1959. Itulah hari ketika boneka Barbie memulai debutnya di American Toy Fair di New York City.

Terinspirasi oleh putrinya Barbara, Ruth Handler menciptakan boneka Barbie yang digambarkan sebagai gadis cantik jelita. Penggambaran boneka berusia lebih tua dari anak-anak pada umumnya itu untuk membantu mereka fokus pada masa depan dan cita-cita ketika kelak sudah dewasa.

"Seluruh filosofi Barbie adalah bahwa melalui boneka, gadis kecil kita bisa menjadi apa saja yang diinginkannya. Barbie selalu mewakili fakta bahwa seorang wanita memiliki pilihan," kata Handler.

Setelah Handler mendirikan Mattel Creations dengan suaminya Elliot, Barbie menjadi boneka dewasa pertama yang diproduksi secara massal di Amerika Serikat. Desain asli Barbie didasarkan pada Lilli, boneka dari Jerman yang terinspirasi dari karakter kartun.

Dengan penampilan kaki jenjang dan rambut pirang, boneka Barbie menuai sukses besar, terjual 300.000 di tahun pertama.

Nama lengkap Barbie adalah Barbara Millicent Roberts, dan dia berasal dari kota fiksi bernama Willows, Wisconsin. Karena langsung populer di awal peluncurannya, Mattel menciptakan boneka lain untuk bergabung dengannya, termasuk pacarnya Ken (dinamai dari nama anak Handler), sahabatnya Midge, dan adiknya Skipper.

Tahun demi tahun, lineup mainan Barbie diperluas. Selain mainan tambahan, seperti mobil, rumah, dan pakaian, berbagai versi Barbie diproduksi. Barbie bisa menjadi seorang dokter, astronot, atlet Olimpiade, dan bahkan calon presiden AS.

Meski meraup popularitas selama bertahun-tahun, tidak semua orang suka Barbie. Banyak kritikus mengatakan Barbie mempromosikan stereotip jender dan harapan yang tidak realistis tentang citra tubuh manusia. Namun, di sisi lain, ada yang mengatakan Barbie mendorong imajinasi dan percaya diri.

Terlepas dari perdebatan tersebut, Barbie masih merupakan boneka ikonik hingga hari ini. Meski Barbie telah 57 tahun pada 2016 ini, penjualan merchandise Barbie telah melampaui US$1 miliar atau sekitar Rp13,3 miliar per tahun pada 2009 atau ketika usianya 50 tahun.

Sejak debutnya, lebih dari 800 juta boneka Barbie telah terjual di seluruh dunia.