Berbekal pengetahuannya dibidang elektronik, Yoppy membeli berbagai komponen yang dibutuhkannya di Kota Semarang. Dia mengotak-atik sebuah helm hingga jadilah helm yang dinamai SSH itu, lalu diujicobakannya.
"Sudah dipakai beberapa petugas, dan kemarin saat peluncuran juga sudah diberikan masyarakat sebagai hadiah," terangnya.
Saat ini Yoppy menmgaku sedang berusaha untuk mengurus hak paten temuannya tersebut. Dia juga mengakui belum bisa memproduksi banyak karena belum ada sponsor. Yoppy berharap helmnya tersebut bisa diproduksi massal dan kedepannya digunakan oleh produsen motor agar hadiah helm yang biasa diberikan kepada konsumen merupakan SSH.
"Harapannya, jadi setiap orang beli helm, harus yang ada sensornya, yang saya bikin. Ini sedang patenkan di jakarta," harapnya.
Untuk memodifikasi helm biasa menjadi helm SSH, biaya yang dibutuhkan cukup murah yaitu kisaran Rp 100 ribu. Kata dia, apabila sudah diproduksi massal maka biaya akan bisa lebih ditekan cukup banyak.
Yoppy memastikan, alat yang disematkan ke bagian helm pun cukup praktis dan kecil, jadi sama sekali tidak akan menggangu pengguna helm. "Jadi ini ketika helm diletakkan tidak dipakai maka tidak bunyi, tapi saat dipakai ada sensor menyala dan bunyi kalau tidak di-klik," imbuhnya.
Polisi yang pernah menimba ilmu di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini ingin temuannya bisa memberikan kontribusi terhadap upaya untuk menekan cidera kepala dan leher pada sebuah kecelakaan lalu lintas.
"Ini untuk meminimalisir angka fatalitas pada kecelakaan, meminimalisir kerusakan kepala atau leher, dan mengingatkan pentingnya keselamatan," katanya.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus