1. HOME
  2. FASHION-BIZ
FASHION

IFC Bawa Karya Desain Batik Kudus Siswa SMK ke Hong Kong

SMK NU Banat Kudus mendapatkan kesempatan istimewa dan diberikan pendampingan secara intensif.

By Dian Rosalina 2 September 2016 11:34
Desain batik karya siswa SMK NU Banat Kudus akan dipamerkan ke Hong Kong (Money.id/Dian Rosa)

Money.id - Pertumbuhan industri mode yang pesat di Indonesia tidak terlepas dari peran pelaku mode dan para pelajar fashion Indonesia. Oleh karena itulah, perkembangan mode harus diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan mode dari tingkat perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Indonesia Fashion Chamber bekerja sama dengan Bakti Pendidikan Djarum Foundation melakukan Program Peningkatan Kualitas SMK dengan mengembangkan sumber dayanya di bidang mode. Salah satu SMK yang beruntung mendapatkan pendampingan secara intensif adalah SMK NU Banat Kudus.

Program tersebut meliputi pengembangan kurikulum, pelatihan peningkatan kemampuan tenaga pendidik, serta bantuan infrastruktur dan fasilitas penunjang pendidikan yang sesuai dengan teknologi terkini. Tak hanya sekadar membekali murid dengan keterampilan menjahit, mereka juga menekankan kemampuan dalam membuat desain rancangan khususnya modest wear dipadukan budaya lokal.

"Kami memilih SMK NU Banat selain para muridnya telah dibekali dengan kurikulum yang cukup maju, teknologi yang digunakan pun sudah cukup memumpuni mereka ketika memproduksi busana. Kami pun mendampingi 4 siswa yang terpilih dari sekolah tersebut untuk memasarkan rancangan mereka dengan brand Zelmira," ujar Ali Kharisma, National Chairman Indonesia Fashion Chamber dalam konferensi pers Membawa Karya SMK ke Panggung Dunia, Kamis 1 September 2016.

Dikemas dengan tema 'Revive', brand Zelmira mengusung gaya urban modest wear dipadukan dengan kain batik serta bordir yang terinspirasi dari Menara Kudus. 'Revive' sendiri mengandung harapan untuk menghidupkan kembali kekayaan budaya lokal Kudus yang tergambar dari bangunan tersebut.

Dalam busana karya empat siswi dari SMK NU Banat yaitu Nia Faradiska, Nafida Royyana, Risa Maharani, dan Rania, yang ditampilkan nanti, desain kain batik Kudus yang akan digunakan adalah batik kaligrafi, batik pesisir seperti isen-isen, gabah sinawur, moto iwak, dan mrutu sewu serta batik motif Gebyok Rogomulyo. Warna-warna yang digunakan pun memakai warna yang tidak terlalu mencolok seperti abu-abu, kuning, hitam, dan kecoklatan.

"Konsep yang saya tampilkan dalam desain saya adalah kontemporer urban meskipun tidak muslimah masih tetap bisa digunakan sama semua orang. Inspirasinya pun dari kekayaan lokal kota Kudus. Seperti Gebyok Rogomulyo yaitu. Rumah adat tradisional Kudus, yang saya terapkan adalah bentuk garis dari gerbang Rumah tersebut," kata Nia Faradiska, salah satu desainer dari SMK NU Banat Kudus.

IFC sendiri juga mengambil peran untuk membantu proses produksi 80 busana yang didesain oleh keempat desainer tersebut agar sesuai dengan standar internasional. Nantinya busana-busana tersebut akan dibawa ke ajang pameran dagang dan pergelaran busana Internasional, CenterStage - Asia's Premier Fashion di Hong Kong pada 7-10 September 2017 mendatang.

"Dengan mengikuti pameran dagang internasional seperti CenterStage, mereka diharapkan bisa mempromosikan rancangannya kepada buyer atau media luar negeri dan bisa bersaing dengan desainer internasional yang akan berada di sana juga," kata Ali.

Nantinya busana tersebut akan dijual kepada buyer ada dalam acara tersebut. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp500ribu hingga Rp2 juta. (dwq)

Baca Juga

(da/dr)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Fashion-Biz Section