1. HOME
  2. DIGITAL
OJEK ONLINE

Uber: Transportasi Online Jadi Cara Efektif Atasi Kemacetan

Data Ditlantas Polda Metro Jaya juga menunjukan bahwa jumlah kendaraan bertambah 5.500-6.000 unit per hari di Jabodetabek.

By Adhi 9 Mei 2016 13:25
Ilustrasi kemacetan Jakarta (Merdeka.com)

Money.id - Masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini terkena 'demam' transportasi online. Menyusul kesuksesan Go-Jek, masyarakat tanah air langsung dimanjakan dengan kemunculan berbagai layanan lain seperti Grab dan Uber.

Meski sempat ditentang oleh sebagian pihak, faktanya masyarakt menerima dengan sangat positif layanan ojek online dan taksi online yang mereka sediakan.

Menurut President Director of PT Uber Teknologi Indonesia Mike Brown, keberadaan layanan transportasi online adalah hasil dari kemajuan teknologi. Eksistensinya tak dapat dihalang-halangai karena sama saja melawan perkembangan zaman.

Selain itu, Brown juga mengatakan bahwa transportasi online adalah salah satu cara paling efektif untuk mengentaskan masalah kemacetan dan polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta.

Brown menjabarkan, data Ditlantas Polda Metro Jaya yang menaungi Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) menyebutkan, jumlah kendaraan bertambah 5.500-6.000 unit per hari. Dari jumlah tersebut, sepeda motor mencapai 4.000-4.500 per hari. Hingga akhir 2014, jumlah kendaraan di wilayah ini mencapai sekitar 17,5 juta unit.

Dari total kendaraan bermotor, sepeda motor menyumbang sekitar 75 persen atau setara dengan sekitar 13 juta unit. Sementara itu, rasio jalan di Jakarta dibandingkan dengan total luas daratan Jakarta baru sekitar 7 persen pada 2014. Masih jauh dari ideal yang semestinya 12 persen dari total luas kota.

Data Ditlantas Polda Metro Jaya juga menunjukan bahwa ada sekitar 20 juta perjalanan per hari di Jakarta. Ironisnya, mayoritas pergerakan itu diakomodasi kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor.

"Jika pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor terus bertumbuh di level yang sama, pada 2020, gas rumah kaca di pusat kota Jakarta akan 2,35 kali lebih banyak dari level di tahun 2002, menurut studi (Japan International Cooperation Agency)," ujar Brown dalam keterangan persnya yang diterima Senin 9 Mei 2016.

Brown menambahkan, masa depan transportasi yang berbasis manusia diharapkan mampu mengurangi kepadatan, polusi udara, dan parkir dengan memobilisasi lebih banyak orang dalam jumlah kendaraan yang lebih sedikit. Di tengah itu semua, kehadiran transportasi berbasis aplikasi online memberi alternatif pemenuhan hak bermobilitas warga kota.

"Seperti Uber yang dua tahun terakhir memberi layanan di Indonesia yang memudahkan pergerakan dengan didukung para mitra yang memiliki mobil. Pengalaman di sejumlah kota di dunia memperlihatkan kehadiran Uber memberi manfaat luas dan signifikan bagi masyarakat, namun, perjalanannya mengalami hambatan dari regulator dan pelaku bisnis transportasi konvensional," terangnya.

Baca juga:

(a/a)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section