1. HOME
  2. NEWS
PEMBUNUHAN

Terungkap, Ternyata Margriet Tak Berniat Adopsi Engeline

"Saya waktu itu sudah berumur 50 tahun dan tidak ada niat mencari anak angkat."

By Dwifantya Aquina 10 November 2015 17:11
Engeline, bocah 8 tahun yang dibunuh secara tragis (Facebook)

Money.id - Sidang kasus pembunuhan bocah cantik Engeline mengungkap sebuah fakta baru hari ini, Selasa 10 November 2015, di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Fakta tersebut terungkap lewat mulut terdakwa Margriet Megawe, yang tak lain merupakan ibu angkat Engeline.

Dalam keterangannya, ia mengaku pada awalnya tak berniat untuk mengadopsi Engeline sebagai anak angkatnya. Dia hanya ingin membantu orangtua kandung Engeline, yakni Rosidik dan istrinya Hamidah atas rekomendasi seseorang bernama Fendi.

"Saya waktu itu sudah berumur 50 tahun dan tidak ada niat mencari anak angkat. Saya diperkenalkan kepada Rosidik dan istrinya oleh Fendi karena mereka membutuhkan bantuan," kata Margriet di muka persidangan.

Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan empat orang saksi di pengadilan, yaitu Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali Ni Nyoman Masni, Notaris Anneke Wibowo, dan dua orang tua kandung Angeline. Rosidik dalam kesaksiannya mengaku tak punya uang untuk membiayai persalinan anaknya. Melalui seorang wanita bernama Nelly alias Nia, dia dikenalkan dengan Margriet yang disebutnya dengan Ibu Telly.

"Ibu Telly berjanji akan merawat anak saya sehingga hidupnya bisa lebih baik," kata Rosidik.

Rosidik mengatakan, Margriet berjanji akan merawat Engeline seperti anaknya sendiri. Engeline juga akan menjadi salah satu ahli warisnya.

Margriet mempersilakan Rosidik dan Hamidah untuk menjenguk Engeline kapanpun, namun tidak boleh mengenalkan jati dirinya sebenarnya hingga Engeline dewasa. Keterangan Engeline sebagai salah satu ahli waris juga tertuang dalam salah satu poin di akta pengangkatan anak.

Tangisan Engeline

Terdakwa Agustay Hamdamay (25) mengaku sering mendengar Engeline menangis setelah dimarahi ibu angkatnya, Margriet Megawe. Agus pun mengatakan tubuh Engeline seringkali tampak biru lebam.

"Saya hanya mendengar ibu Margriet sering teriak-teriak saat memarahi korban," ujar terdakwa Agustay.

Selain itu, Engeline juga tidak diperkenankan masuk rumah oleh Margriet apabila ayam peliharaannya mati. Engeline baru diizinkan masuk rumah pada pukul 01.00 WITA.

"Saat satu minggu saya bekerja di sana, saya sering melihat Engeline diperlakukan seperti itu dan saya pernah meminta Margriet untuk tidak memperlakukan Engeline seperti itu, namun justru saya yang dimarahi Margriet," ujarnya.

Agus pun berharap, majelis hakim dapat memberikan keadilan kepada dirinya dan hukuman yang dijatuhkannya nanti sesuai dengan apa yang menjadi pertimbangan hakim.

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section