Money.id - Pabrik pesawat dari Amerika Serikat, Boeing, mengumumkan telah menandatangani kesepakatan dengan Iran. Dikutip laman CNN Sabtu 25 Juni 2016, boeing mengatakan akan menjual jajaran pesawat penumpangnya ke maskapai pelat merah Negeri Para Mullah, Iran Air.

Ini adalah kesepakatan pertama kali antara sebuah perusahaan AS dan Iran sejak sanksi nuklir terhadap negara itu dicabut awal tahun ini. Namun, boeing menolak memberi keterangan terkait berapa jumlah unit pesawat yang tertulis dalam perjanjian tersebut. Hanya saja, media resmi Iran mengatakan Iran Air akan menerima 100 pesawat penumpang baru.

Kehadiran pesawat penumpang baru ini diharapkan bisa memodernisasi armada tua Iran Air yang telah dianggap menjadi salah satu maskapai paling membahayakan di dunia. Kendati demikian, kesepakatan itu masih menunggu persetujuan resmi dari pemerintah AS.

Pasalnya, kesepakatan tersebut masih menyisakan masalah lain. Terkait embargo AS yang masih berlaku setelah perundingan antara Tehran dan Washington, tentang nuklir yang mengalami jalan buntu pada Januari lalu. Kesepakatan ini setidaknya membuka jalan bagi keuangan dan bisnis minyak Iran yang sebelumnya mendapat embargo dari dunia internasional.

Namun embargo AS lainnya terhadap Iran masih berlaku. Seperti pelarangan terhadap bank-bank Iran melakukan pencairan mata uang dolar di seluruh New York. Serta masih banyak lagi deretan embargo AS terhadap Iran yang belum terselesaikan.

Boeing mengatakan, bahwa pemerintah AS telah mengizinkan perusahaan pesawat tersebut melakukan negosiasi dengan Iran, dan perusahaan akan mengikuti petunjuk yang diberikan pemerintah AS.

"Segala urusan dan kontrak dengan maskapai Iran akan menunggu persetujuan pemerintah AS," menurut salah satu pihak Boeing.

Boeing bukan satu-satunya pabrik pesawat yang tertarik dengan bisnis penerbangan Iran. Sebelumnya, Iran Air mengumumkan sebuah kesepakatan besar-besaran dengan rival Boeing, Airbus, untuk mendatangkan 118 pesawat baru. (dwq)