1. HOME
  2. FOODILICIOUS
BISNIS KULINER

Dari Jualan di Gang Sempit, Ini Cerita Sukses "Gado-Gado Boplo"

Dengan modal Rp500, Juliana berdagang gado-gado seorang diri. Juliana menjual gado-gado Rp25 per porsi.

By Azalia Amadea 12 Februari 2016 08:40
Menu Gado-Gado Boplo (Azalia Amadea/Money.id)

Money.id - Gado-gado merupakan makanan yang terdiri dari berbagai macam sayuran rebus dan dibubuhi saus kacang ulek. Sejak lama, makanan ini menjadi primadona Jakarta.

Zaman dulu, penjual gado-gado hanya sedikit, tidak seperti sekarang di mana di setiap belokan jalan berdiri gerobak gado-gado.

Juliana Hartono merupakan salah satu penjual gado-gado yang eksis sejak 1970. Dulu Juliana biasa berjualan di gang sempit daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Dengan modal Rp500, Juliana berdagang gado-gado seorang diri. Juliana menjual gado-gado Rp25 per porsi.

Juliana hanya sebentar berjualan di sana. Tahun 1980 dia diajak oleh kakaknya untuk berjualan di tempat makan Chinese food di Jalan Wahid Hasyim.

Tangan dingin Juliana berhasil membuat usaha gado-gado itu terus berkembang. Juliana mendirikan restoran gado-gado bernama 'Boplo' pada 2004.

 

"Mama diajak temannya datang untuk berjualan di salah satu restoran yang hampir tutup di daerah Kebayoran Lama, di situlah pertama kali kami buka. Sekarang sudah tutup dan berpindah ke Jalan Theresia," kata Calvin Hartonoa, PR dan sekaligus anak pemilik Gado-Gado Boplo kepada Money.id di Jakarta, Kamis 11 Februari 2016.

Gado-Gado Boplo Lontong

Nama "Boplo" diambil dari nama sebuah apotek yang letaknya berseberangan dengan restoran mereka. Di Belanda, "Boplo" merupakan nama sebuah kompleks perumahan.

Tahun 2004, Gado-Gado Boplo semakin berkembang dengan memiliki enam cabang lainnya. Hal tersebut didapat berkat perjuangan Juliana yang gigih jualan di berbagai festival kuliner, pusat jajanan serba ada (PUJASERA), dan ke beberapa tempat di mal.

"Mama memilih gado-gado karena bahannya yang mudah didapat dan mudah juga dibuatnya. Yang membuat spesial adalah saus kacangnya kami menggunakan kacang mete, kami mendapatkan ide tersebut dari salah satu pelanggan kami," kata bapak dari dua orang anak tersebut.

Gado-Gado Boplo disajikan bersama lontong atau nasi dengan harga Rp30 ribu per porsinya. Dalam sehari "Boplo" dapat menjual 200 porsi gado-gado. Khusus di cabang Theresia bisa terjual hingga 500 porsi.

Selain gado-gado, ada makanan favorit khas nusantara lainnya yang digemari pelanggan.

Calvin Hartono dan Juliana Hartono, pemilik Gado-Gado Boplo

Makanan tersebut seperti nasi rames Rp20 ribu, nasi timbel Rp35 ribu, dan rujak juhi Rp31 ribu. Sedangkan untuk minuman yaitu wortelnapis (wortel, nanas, dan jeruk nipis) serta sanapis (sawi, nanas dan jeruk nipis) dihargai Rp19 ribu.

"Kami memiliki konsep tempat minimalis modern, dengan konsep makanan khususnya gado-gado tetap mempertahankan selera pelanggan zaman dulu yang kental dan medok," ucap Calvin.

Di sepiring Gado-Gado Boplo, Anda dapat menikmati renyahnya sayuran segar ditambah rebusan kentang, tahu, dan telur serta bumbu kacang yang kental. Tak heran banyak pelanggan setia mereka yang terus berdatangan.

"Rasanya enak, bumbunya kental dan manisnya pas sayurannya juga tidak kematangan masih renyah saat dimakan, ditambah pelengkap emping dan kerupuknya yang pas," kata Catrin (35) pelanggan setia Gado-Gado Boplo.

Gado-Gado Boplo sampai saat ini sudah memiliki 15 cabang dan masih akan membuka cabang baru lainnya.

Rumah makan legendaris ini ramai dikunjungi pada saat makan siang dan malam. Boplo setiap hari dari pukul 08.00-22.00 WIB.

Calvin juga berbagi tips bagi siapa saja yang ingin memulai usaha. Menurut dia, ketika ingin membangun usaha coba kenali passion terlebih dalu.

"Tekun, ulet, gigih, jangan mudah putus asa, dan coba bangun komunikasi atau networking dengan rekan-rekan. Dalam membangun sebuah usaha untuk sukses tidaklah mudah, karena tidak ada kesuksesan yang instan," ujar Calvin. (poy)

 

 

(da/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Foodilicious Section