1. HOME
  2. NEWS
ISIS

Dana Triliunan Mengalir ke ISIS, Ini Sumbernya

Pasokan keuangan ISIS didapatkan dari banyak sumber. ISIS disebut sebagai organisasi teroris terkaya didunia.

By Dian Ardiahanni 18 November 2015 14:55
Militan ISIS (abcnews.com)

Money.id - Sejak memproklamirkan diri sebagai 'negara' pada 8 April 2013, The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tak henti-hentinya melakukan penyerangan ke sejumlah wilayah. Herannya, pundi-pundi dana yang dimiliki ISIS semakin banyak.

Bahkan, laman DW menerangkan bahwa di tahun 2014 lalu, ISIS disebut sebagai organisasi teroris terkaya di dunia. Kala itu, dana yang dimilikinya mencapai US$2 miliar atau setara Rp27 triliun.

Dari mana kekayaan itu berasal? Pasokan keuangan ISIS didapatkan dari banyak sumber.

Salah satunya adalah kota-kota penting yang diambil alih, seperti di Irak dan Suriah. Dari situ, ISIS berhasil meraup keuntungan berkat ladang minyak, gas, dan sumber listrik pemerintahan.

Penguasaan sumber itu pun terjadi di wilayah lain, misalnya di kawasan Irak barat laut, sungai Efrat. Selain itu, menurut analis Delma Institute di Abu Dhabi, Hassan, diperkirakan 600 ribu barel pasokan minyak yang mengalir dari pipa Turki selalu menjadi incaran ISIS setiap hari.

Disebut-sebut negara Kuwait, Qatar, dan Arab Saudi juga merupakan pendonor kekayaan ISIS. Bukan cuma negara di Timur Tengah, aliran dana juga diduga datang dari wilayah barat seperti Swedia.

Pendonor asal Swedia bukan warga asli, melainkan imigran dan pengungsi yang telah diangkat menjadi penduduk di negara beribu kota Stockholm itu. Berkat mereka, ISIS mendapat sokongan dana dari enam perusahaan mencapai US$1 juta atau setara Rp13 miliar per tahunnya.

Begitu pun dengan warga Amerika Serikat (AS) di Bosnia yang dikabarkan mengirim uang US$8 ribu atau sekitar Rp110 juta setiap tahun. Laman USAToday mencatat, aktivitas transaksi itu terjadi dalam jangka tahun 2013-2014, dan disalurkan melalui Western Union yang dikirimkan ke Turki.

Pasokan dana itu digunakan ISIS untuk membeli alat utama sistem pertahanan (alusista) dan senjata bagi tiap anggotanya. Badan Penelitian Senjata di London mengungkapkan bahwa ISIS menggunakan senjata canggih dari AS, dan salah satunya ialah senapan serbu M-16.

Untuk melancarkan serangan bom bunuh diri, ISIS melakukannya dengan mobil Humvees yang merupakan buatan AS. Selanjutnya, laman The Guardian menuliskan bahwa ISIS memiliki roket jenis M-79 dari pemberontak Suriah yang dilumpuhkan.

Untuk memenuhi kebutuhan primer, yakni makanan, pakaian dan layanan sosial, ISIS mendapatkannya dengan cara yang mengerikan. Menurut Charles Ries, wakil presiden perusahaan riset, Rand Corp di Washington DC, mereka mendapatkan dengan melancarkan aksi pemerasan, penculikan, penyelundupan, dan pungutan di wilayah kekuasaannya.

Bahkan kebutuhan ISIS juga terpenuhi berkat aksi penjarahan sejumlah barang berharga di museum. Dimana, pada 2014 lalu, berkat penjualan barang antik itu, kelompok teroris ini dapat mengantongi uang sebanyak US$63 juta, yang setara Rp868 miliar.

Dilaporkan Daily Mail, lewat sumber Raqqa Is Being Slaughtered Silently, ISIS pun memiliki penghasilan dari pajak agama, pajak warga negara Islam, pendapatan bea impor dan ekspor buah, sayur, biji serta kain. Selain itu, berasal dari pemasaran obat-obatan dan alkohol di pasar gelap serta lahan pribadi sitaan yang dijual ke publik.

Entah kekayaan ISIS akan bertahan hingga berapa lama. Sebab, dilansir laman Fortune, keuangan kelompok teroris itu bisa menghadapi masalah, mengingat jumlah anggotanya yang mencapai jutaan orang. Apalagi setiap tahunnya ISIS bisa mengeluarkan biaya hingga US$360 juta atau setara dengan Rp4 triliun. (dwq)

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section