1. HOME
  2. NEWS
ENGELINE

Bantah Bunuh Engeline, Margriet: Tuhan Pasti Turun Tangan!

Margriet dan kuasa hukumnya, Hotma Sitompoel berdalih ada rekayasa dalam kasus pembunuhan Engeline.

By Dwifantya Aquina 22 Oktober 2015 15:25
Engeline, bocah 8 tahun yang dibunuh secara tragis (Facebook)

Money.id - Margriet Christina Megawe membantah telah membunuh anak angkatnya, Engeline. Bantahan tersebut disampaikan terdakwa melalui eksepsi yang dibacakan kuasa hukumnya, Hotma Sitompoel, di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis 22 Oktober 2015.

Dalam eksepsi berjudul 'Tuhan Pasti Turun Tangan', Margriet mengatakan bahwa Tuhan akan menunjukkan siapa yang salah dan siapa yang benar.

"Karena kami percaya dalam pemeriksaan perkara ini Tuhan tidak akan tinggal diam. Tuhan pasti akan menyingkap segala tabir kegelapan. Tuhan akan mengungkapkan segala kebohongan, intrik, rekayasa yang telah terjadi terjadi selama ini," kata Hotma Sitompoel saat membacakan eksepsi.

Terdakwa Margriet percaya pada akhirnya kasus ini dapat menemukan titik terang dan mengungkap semua fakta yang sebenarnya terjadi. "Kita percaya Tuhan yang adil itu pasti Tuhan turun tangan memberi keadilan bagi kita semua," tuturnya.

Ia pun berharap, majelis hakim yang merupakan perwakilan Tuhan di muka bumi agar mampu melihat dan menilai kasus ini secara utuh dan menyeluruh, sesuai bukti dan fakta yang ada dan yang terungkap dalam persidangan ini.

"Sehingga, persidangan ini berjalan sesuai mekanisme proses hukum, tidak terpengaruh pada tekanan, opini ataupun intrik-intrik yang dapat merusak citra pengadilan, yang menjauhkan kita dari tujuan mulia persidangan ini yaitu menemukan kebenaran dan memberikan keadilan kepada semua pihak," ujar dia.

Menurut Hotma, sepanjang bergulirnya perkara ini, bahkan saat penyelidikan baru saja dimulai sudah terlalu banyak pelanggaran hukum yang terjadi akibat kebohongan, intrik dan rekayasa serta terlalu banyak pihak yang ikut campur. Ia menduga turut serta berbagai pihak dalam kasus kematian Engeline bukan karena niat dan ketulusan membantu mengungkapkan kebenaran dalam kasus ini.

"Mungkin saja karena mereka ingin mencari popularitas, menumpang, menaikkan pamor atau mencari donatur yang tertarik membiayai organisasinya," sindir Hotma.

Bagi pihak Margriet, kematian bocah mungil bernama Engeline merupakan duka semua pihak. Termasuk ibu kandung Engeline, serta secara khusus duka yang teramat mendalam bagi Margriet.

Menurut Hotma, Margriet adalah orang yang paling merasakan duka, paling merasakan terpukul atas kematian Engeline. "Karena selama ini terdakwa yang dengan penuh kasih sayang merawat dan membesarkan Engeline sejak umur tiga hari dan selama delapan tahun mengurus Engeline dengan penuh kasih sayang. Sebagaimana kasih sayang ibu kandung sendiri," tutur Hotma.

Dalam eksepsi Hotma juga menyebut, bahwa Engeline dibunuh oleh Agus, mantan pembantu di rumah Margriet. "Engeline yang sangat disayangi terdakwa, telah hilang dari kehidupan terdakwa. Karena dirampas, dibunuh dengan sangat keji oleh seorang manusia yang tidak berperikemanusiaan yang bernama Agustinus Tay," tuding Hotma.

"Dan lebih aneh lagi, berlomba-lomba orang membela Agustinus Tay dan melimpahkan kesalahan kepada terdakwa. Aneh bin ajaib bukan. Dan yang lebih memperhatinkan lagi, justru Agustinus Tay yang telah memfitnah terdakwa justru dilindungi," kata Hotma.

Laporan: Berry Putra

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section