1. HOME
  2. NEWS
ENGELINE

Kilas Balik Pembunuhan Tragis Engeline (I)

Di balik kepolosan wajahnya, Engeline menyimpan luka. Ia kerap disiksa hingga akhir hayatnya oleh ibu angkatnya. Mengapa?

By Dwifantya Aquina 21 Oktober 2015 17:40
Engeline, bocah malang yang dibunuh secara tragis (Facebook)

Money.id - Masih lekat dalam ingatan kasus pembunuhan tragis yang menimpa seorang bocah cantik bernama Engeline. Bocah berusia 8 tahun itu ditemukan tewas terkubur dekat kandang ayam di pekarangan rumah ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe.

Kasus kematian Engeline mengundang banyak simpati dari masyarakat. Wajar saja, di balik kepolosan wajahnya, Engeline ternyata banyak mendapat perlakuan kasar dari ibu angkatnya. Lebih dari itu, ia dibunuh secara keji. Namun kematiannya ditutupi dengan cara melaporkan kehilangan Engeline.

Selang lima bulan setelah kasus yang menggegerkan publik itu mencuat, sidang perdana kasus pembunuhan bocah Engeline pun akan digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis besok, 22 Oktober 2015. Dua tersangka kasus ini, yakni Margriet dan Agustinus akan dihadapkan dengan dakwaan.

Margriet akan menghadapi dua dakwaan sekaligus yakni, KUHP Pasal 340, 338, dan 351 ayat 1 terkait kasus pembunuhan dan UU Perlindungan Anak Nomor 24 pasal 76-77. Sedangkan Agustinus diposisikan sebagai pihak yang turut membantu dalam kasus pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan Margriet terhadap Engeline.

Seperti apa kronologi pembunuhan tragis bocah Engeline? Berikut kilas baliknya.

Pada 17 Mei 2015, Engeline dilaporkan hilang oleh Margriet dan dua kakak angkatnya, Christina dan Ivon. Menurut mereka, Engeline terakhir terlihat di halaman rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali pada 16 Mei 2015.

Christina dan Ivon kemudian mengumumkan hilangnya Engeline pada laman Facebook berjudul "Find Angeline-Bali's Missing Child". Mereka memasang sejumlah foto bocah yang senyumnya tampak ceria itu. Keduanya juga mengajak masyarakat ikut mencari Engeline. Masyarakat, dari artis hingga pejabat, geger ikut membantu pencarian bocah malang tersebut.

Tiga hari setelah menghilang, tepatnya pada 18 Mei 2015, keluarga melapor ke Kepolisian Sektor Denpasar Timur. Polisi memeriksa sejumlah saksi, yaitu Margriet, Antonius (pembantu sekaligus penjaga rumah), dan seorang penghuni kontrakan milik Margariet bernama Susianna.

Polda Bali memperluas pencarian di seluruh perbatasan Bali, Banyuwangi, dan Nusa Tenggara Barat. Mereka juga memeriksa rumah Margriet tiga kali. Namun, pemeriksaan pertama dan kedua selalu dihalangi oleh pemilik rumah.

Ketika pemberitaan hilangnya Engeline kian hangat, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait sempat mengunjungi rumah Margriet pada malam hari, 24 Mei 2015. Arist menengok kamar tidur Margriet yang juga sering dipakai Engeline. Menurut Arist, rumah itu tak layak huni karena acak-acakan, kotor, dan bau kotoran hewan. Diketahui, Margriet memelihara puluhan ayam dan anjing di rumahnya.

Di kamar tidur, Arist mencium bau anyir yang berbeda dengan bau kotoran hewan. "Tidak ada seprei terpasang dan ruangannya bau anyir," ujar Arist. Kecurigaan itu segera dilaporkan kepada polisi.

Setelah Arist, sekitar tanggal 5-6 Juni 2015, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise juga mengunjungi rumah Margriet. Namun kedatangan keduanya ditolak keluarga Angeline tanpa alasan yang jelas.

Hingga akhirnya pada 10 Juni 2015, polisi menemukan jasad Engeline di pekarangan rumah Margriet. Engeline ditemukan dikubur pada kedalaman setengah meter, dengan pakaian lengkap dan tangan memeluk boneka. Tubuhnya dililit seprei dan tali.

Temuan itu sontak menggegerkan publik. Tuduhan langsung menunjuk ke wajah Margriet. Namun, ia menyangkal tuduhan itu berkali-kali dan malah menuding Agustinus, penjaga rumahnya, yang membunuh Engeline.

(bersambung)

Baca Juga

(da/da)

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section