1. HOME
  2. FINANCE
KURS RUPIAH

Rupiah Kembali Rontok, Ada Apa Lagi?

Rupiah yang sempat menguat tajam, hanya dalam empat hari sudah kembali rontok ke level 13.700. Ada Apa?

By Syahid 21 Oktober 2015 12:12
Petugas Bank Indonesia menyiapkan tumpukan uang kertas (Merdeka.com)

Money.id - Kurs rupiah terhadap dolar AS pelan-pelan terus bergerak melemah. Sempat menyentuh level terkuatnya di 13.288, rupiah kini justru kembali rontok ke posisi 13.700 per dolar AS.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate Bank Indonesia, Rabu, 21 Oktober 2015 mencatat dolar AS diperdagangkan bank lokal di harga rata-rata 13.696 per dolar AS.

Rupiah selama empat hari terakhir ini terus bergerak melemah. Mata uang Indonesia mulai melemah saat menyentuh level 13.534 per dolar AS pada Kamis (15 Oktober 2015.

Selanjutnya, rupiah sama sekali belum pernah bergerak naik.

Tak hanya BI yang mencatat gejala pelemahan ini. Data perdagangan mata uang Bloomberg juga mulai menunjukan laju rupiah yang terus menurun.

Hari ini kurs rupiah terhadap dolar AS bahkan sudah dibuka di atas level 13.700.

Bloomberg mencatat rupiah memang sempat bergerak menguat ke level 13.683 per dolar AS, namun tekanan pasar memaksa mata uang nasional ini kembali rontok.

Hingga perdagangan pukul 11.30 WIB, rupiah sudah menyentuh level terendahnya di 13.724 per dolar AS.

Pemicu

Research Analyst PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam ulasannya menilai, pelemahan rupiah kali ini dipicu mulai berkurangnya dorongan positif.

"Pelemahan harga minyak mentah dunia seorong ekspektasi meningkatnya pasokan memberi semangat bagi dolar AS untuk menguat. Rupiah pun terkena imbas negatifnya," kata Reza.

Faktor pemicu lainnya, lanjut Reza, berasal dari kurang baiknya data-data di Asia, khususnya Tiongkok. Sentimen ini diduga bakal memicu investor melepas rupiah dan kembali berali ke dolar AS.

Penilaian senada disampaikan Agus Yanuar, chief investment officer dari PT Samuel Aset Management. Menurutnya, penurunan pertumbuhan Tiongkok bakal membuat harga komoditas dunia melemah.

"Artinya itu kabar kurang baik bagi ekspor Indonesia," katanya.

Dari dalam negeri, investor umumnya menunggu sinyal dampak investasi pemerintah yang disiapkan menstimulus kegiatan sektor swasta.

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

Baca Juga

(s/s)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section