1. HOME
  2. FINANCE
CEK AJA

Ini yang Dilakukan Miliarder Dunia di Usia Pensiun

Banyak orang berpikir para miliarder menghabiskan waktu dengan menikmati kemewahan, tapi ternyata...

By Dwifantya Aquina 8 Juni 2016 11:04
Ternyata di masa pensiun tak semua miliarder menghamburkan kekayaannya (YouTube)

Money.id - Pensiun sebagai miliarder. Siapa yang tidak mau menjadi seperti ini? Tapi, sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh miliarder dunia ketika mereka memasuki usia pensiun?

Bayangkan berjemur sambil bersantai di yatch pribadi, bermain dengan cucu di mansion mewah, bahkan traveling keliling dunia. Ini mungkin terdengar seperti angan-angan. Tapi bagi segelintir miliarder dunia, hal ini sangat mungkin diwujudkan.

Tapi rupanya bukan hal-hal ini yang dilakukan oleh miliarder di masa pensiun mereka. Yuk intip bagaimana aktivitas miliarder di masa pensiun.

Beramal

Siapa yang tidak ingin mengubah dunia melalui hal-hal baik? Miliarder pun tidak terkecuali. Dan karena mereka banyak uang, mereka memilih menggunakan kekayaan mereka untuk membuat perubahan.

Contohnya adalah Bill Gates yang pensiun di usia 52 tahun dan mendirikan yayasan amal bersama istrinya Melinda. Bill and Melinda Gates foundation fokus untuk memberantas kelaparan yang melanda dunia, mengembangkan vaksin, dan memajukan pendidikan.

Beramal tidak hanya dilakukan oleh Bill Gates dan istrinya. Di bulan Agustus 2010, 40 miliarder bersama-sama menyumbangkan setengah kekayaannya untuk donasi. Warren Buffett bersama Bill Gates yang menggagas gerakan tersebut berhasil mengumpulkan US$600 miliar. (Baca juga: Mau Kaya di Usia Tua, Siapkan Hal Ini 1 Tahun Sebelum Pensiun)

Menjadi media darling

Semua orang pasti ingin tahu rahasia menjadi kaya para miliarder. Dan biasanya pula mereka memang ahli di bidangnya. Oleh karena itu mereka sering diminta untuk tampil dalam talk show televisi, wawancara radio, atau sebagai pakar dalam acara berita. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Warren Buffet. Dia sering dimintai pendapat soal kondisi ekonomi terkini bahkan sering dimintai opini soal kebijakan pemerintah.

Tak hanya pemikiran, keseharian mereka pun menjadi ulasan favorit para awak media. Contohnya Steve Jobs yang perjalanan suksesnya dituangkan dalam buku. Media menyukai imej kuat para miliarder. Dan saat pensiun adalah waktu yang tepat bagi media mendekati mereka karena para miliarder ini tidak sesibuk dulu.

Terjun ke panggung politik

Sudah menjadi hal umum jika miliarder melirik politik sebagai karier setelah pensiun. Lihatlah yang dilakukan Donald Trump, Michael Bloomberg, dan Meg Whitman. Dengan kekayaan US$1,3 miliar hasil dari kesuksesannya sebagai CEO eBay, Whitman memutuskan pensiun di tahun 2008. Tak lama setelahnya, dia langsung mencalonkan diri sebagai Gubernur California lewat Partai Republik. Namun dia harus menelan pil pahit karena kalah setelah menghabiskan US$144 juta untuk kampanye.

Sebagian miliarder lain tidak suka jika harus terjun langsung ke panggung politik. Namun mereka siap merogoh kocek demi mendukung kandidat favorit. Sebut saja Stewart Rahr yang menjual perusahaan Kinray senilai US$1,3 miliar untuk mendukung pencalonan Donald Trump. Uang benar-benar alat politik paling berkuasa bagi sebagian pensiunan miliarder.

Menjadi konsultan dan pembicara

Mereka tidak menjadi miliarder dalam sekejap. Banyak proses yang harus dilalui dan banyak ilmu yang dipelajari demi meraih posisi saat ini. Oleh karenanya, mereka laris manis menjadi konsultan dan pembicara di berbagai forum dan universitas untuk berbagi ilmu. Permintaan tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi dari universitas bahkan pemerintah luar negeri. (Baca juga: Mereka Malah Jadi Tokoh Sukses dan Kaya Ketika Usia Beranjak Tua)

Miliarder, terutama mereka yang menjadi kaya berkat usaha sendiri, menempuh banyak rintangan untuk menjadi sukses. Sehingga tidak mengejutkan bila mereka punya banyak pilihan karier bahkan setelah usia pensiun.

Baca Juga

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section