Money.id - Bank Indonesia mengingatkan masyarakat untuk hati-hati terhadap tren peningkatan uang palsu menjelang Lebaran. Terlebih lagi hingga akhir Mei 2016 pihak bank pencetak rupiah itu menemukan lima lembar uang palsu di setiap sejuta lembar uang yang beredar.

"Sampai Mei 2016, kami menemukan lima lembar uang palsu dalam satu juta lembar uang. Temuan ini sebanyak 50 persennya beradasarkan laporan masyarakat," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi di Gedung BI Jakarta, Senin, 6 Juni 2016. (Baca: BI: Ketersediaan Uang pada Ramadan 2016 Capai Rp534,7 Triliun)

Masyarakat harus teliti saat menerima uang kertas dengan tetap mengedepankan prinsip 3D (dilihat, diraba dan diterawang) untuk memastikan keasliannya.

Suhaedi berharap penambahan masa penahanan terhadap pencetak dan pengedar uang palsu bisa memberikan efek jera. "Dahulu pencetak dan pengedar uang palsu hanya ditahan dua atau tiga tahun, sekarang bisa 12 tahun," ujarnya.

Untuk diketahui, pada 2014 rasio uang palsu sebanyak sembilan lembar di setiap satu juta lembar. Namun pada 2015 meningkat menjadi 21 lembar dalam satu juta lembar uang kertas.

"Peningkatan yang terjadi pada 2015 itu karena adanya temuan pencetakan uang palsu di Jember, Jawa Timur dan pelakunya sudah dihukum lebih dari sepuluh tahun penjara. Ini diharapkan memberi efek jera," tutur Suhaedi. (poy)