1. HOME
  2. DIGITAL

Demi AS, China Tangkap Sejumlah Warga Terduga Hacker

Kini AS telah menjadi sasaran empuk bagi para negara pesaingnya, terutama China.

By Adhi 12 Oktober 2015 13:37
Presiden China, Xi Jin Ping dan Presiden AS, Barack Obama (thewashingtonpost.com)

Money.id - Posisi Amerika Serikat sebagai negara Adi Kuasa mulai terancam. Sistem keamanan cyber Negeri Paman Sam itu ternyata tidak sedigdaya yang dikira.

Faktanya, di periode 2015 ini, Pemerintah AS telah mengalami sejumlah serangan cyber yang cukup merugikan. Salah satu yang paling dahsyat adalah ketika kelompok hacker yang terafiliasi dengan Pemerintah China dikabarkan berhasil mencuri 4 juta data pribadi pegawai federal AS dari sistem komputasi Office of Personnel Management (OPM).

Sungguh sebuah pukulan telak bagi AS. Namun, mereka pun tak tinggal diam begitu saja. Menurut kabar terkini yang dilansir laman The Washington Post, Senin, 11 Oktober 2015, otoritas China telah menangkap sejumlah hacker atas permintaan pemerintah AS. Langkah ini dinilai sebagai respon positif dari pemerintah China yang sempat menyatakan keseriusannya untuk memerangi kejahatan cyber

Penangkapan sejumlah hacker tersebut dilaporkan terjadi sekitar sepekan sebelum kunjungan kenegaraan Presiden China, Xi Jinping, ke AS pada akhir September lalu.

Menurut kabar yang didapat The Washington Post, badan intelijen AS menyerahkan daftar nama sejumlah warga China yang diduga sebagai hacker. Lalu AS meminta China untuk menangkap orang-orang di daftar tersebut.

"Kami ingin melihat keseriusan China. Jadi kami memberikan daftar (tersangka hacker)," ungkap seorang sumber tersebut menggambarkan permintaan penangkapan hacker oleh AS kepada Tiongkok.

Mark Wuergler, peneliti senior keamanan cyber dari Imunitas Inc mengatakan bahwa kini AS telah menjadi sasaran empuk bagi para negara pesaingnya, terutama China. Wuergler meyakini, tindak pencurian 4 juta data pribadi pegawai Pemerintahan AS merupakan salah satu bagian kecil dari rangkaian aksi spionase cyber China yang lebih masif.

"Informasi pribadi sama berharganya dengan password. Memiliki database yang sangat besar terkait informasi pribadi akan menjadi kunci keberhasilan China dalam agenda negara mereka ke depannya," ungkap Wuergler.

(a/a)

Komentar

Recommended

What Next

More From Digital Section