Money.id - Apple menyematkan banyak fitur baru di sistem operasi iOS 9. Salah satu yang paling diandalkan Apple di iOS 9 adalah fitur WiFi Assist.

Teknologi WiFi Assist ini berfungsi sebagai pengalih otomatis antara penggunaan WiFi dengan paket data seluler.

Dengan kata lain, teknologi ini berfungsi untuk mengalihkan jaringan internet via WiFi ke penggunaan data seluler secara otomatis.

Fitur ini dihadirkan Apple dengan niatan baik, yakni agar para pengguna dapat terus terkoneksi dengan internet tanpa terganggu.

Baca juga: Gara-gara WiFi, Apple Dituntut Rp68 Miliar

Namun sial bagi Apple, alih-alih mendapatkan pujian, produsen iPhone dan iPad itu justru digugat oleh penggunanya sendiri akibat fitur terbaru tersebut.

Belum lama ini, sebuah keluarga di San Fransisco, Amerika Serikat menuntut Apple setelah merasa dirugikan karena fitur WiFi Assist. Keluarga ini sangat terkejut saat menerima tagihan paket data yang dikirimkan oleh operator seluler AT&T.

Dalam tagihan itu disebutkan bahwa tagihan pulsa seluler mereka sebesar US$2.000 atau sekitar Rp27,6 juta. Padahal, biasanya mereka hanya harus membayar sekitar US$300 atau sekitar Rp 4,14 juta.

Menurut yang dilansir laman Ubergizmo, Senin 23 November 2015, hal ini disebabkan karena sinyal WiFi yang dikirimkan oleh router mereka tidak mencapai seluruh bagian rumah.

Alhasil, ketika keluarga itu kehilangan sinyal WiFi, maka fitur WiFi Assist secara otomatis mengubah jaringan penggunaan data internet ke mode seluler. Untungnya, pihak AT&T memutuskan untuk memberi keringanan pada keluarga ini.

Sebelumnya, dua warga asal Florida, California, juga sempat mengalami permasalahan yang sama.

William Scott Phillips dan Suzanne Schmidt Phillips bahkan sampai membawa permasalahan ini ke jalur hukum. Mereka menuntut ganti rugi sebesar US$5 juta atau sekitar Rp68 miliar kepada Apple.

Dalam proposal gugatannya, William dan Suzanne menilai bahwa fitur WiFi Assist terlalu sensitif dan dapat secara tiba-tiba memindahkan konektivitas internet ke paket data seluler.

Hal ini menyebabkan membengkaknya pengeluaran untuk membayar paket data seluler yang dipakai tanpa sepengetahuan pengguna. (dhi/poy)

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE