1. HOME
  2. FINANCE
EKONOMI

JK: Soal Saham, Indonesia Kalah dari China dan Singapura

Wapres berharap dengan gerakan kampanye "Yuk! Nabung Saham" dapat mengedukasi masyarakat Indonesia tentang saham.

By Dwifantya Aquina 12 November 2015 12:32
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kapanlagi.com)

Money.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan Kampanye Peluncuran Industri Pasar Modal "Yuk! Nabung Saham" dalam acara Investor Summit and Capital Market Expo 2015 di Jakarta, Kamis 12 November 2015.

Dalam kesempatan itu, Kalla mengatakan bahwa investasi merupakan salah satu untuk memajukan perekonomian suatu negara. Ia pun mengapresiasi langkah otoritas pasar modal yang terus mengupayakan agar investasi di pasar modal terus meningkat.

"Apapun cara untuk menaikan pertumbuhan ekonomi negara haruslah dengan menabung dan berinvestasi saham. Gerakan menabung saham ini merupakan cara yang baik," kata Jusuf Kalla dalam pidatonya.

Menurut Kalla, salah satu masalah yang dihadapi adalah terkait pengetahuan masyarakat Indonesia soal saham. Ini menjadi 'pekerjaan rumah' bagi otoritas terkait untuk terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat menabung saham. Hal tersebut sukses dilakukan oleh masyarat di negara-negara tetangga seperti Singapura dan China.

Sementara, agar peran pasar modal dapat terus meningkat, Kalla menegaskan, sosialisasi bukan hanya dilakukan pada masyarakat saja. Namun juga harus pada industri keuangan lainnya.

"Diharapkan bunga perbankan juga jangan terlalu tinggi agar masyarakat berinvestasi, itulah rumus sederhana ekonomi yang kita ketahui," ujarnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, kampanye yang dibuat dengan bahasa yang sederhana dan menarik ini dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian masyarakat dan merupakan ajakan kepada masyarakat sebagai calon investor untuk menabung di pasar modal.

"Sehingga dapat meningkatkan tingkat inklusi pasar modal di Indonesia," katanya saat memberikan sambutan.

Sedangkan, menurut Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, saat ini peran pasar modal masih rendah. Dibandingkan dengan industri keuangan lainnya seperti asuransi, dana pensiun, multifinance, perbankan, dan pegadaian, pengetahuan dan investasi masyarakat di pasar modal paling rendah.

"Perekonomian di Indonesia perlu diperkuat oleh investor domestik. Karena jumlah investor domestik masih terbatas dengan angka 0,3%. Angka tersebut dinilai terkecil, dibandingkan negara tetangga Asia lainnya,” terangnya. (dwq)

Laporan: Azalia Amadea

(da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section