1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Jalan Terjal Ahok Menuju Pilgub DKI 2017 via Jalur Independen

Ahok berharap PDIP dapat mengusungnya bersama Djarot, namun hingga kini tak juga mendapat kepastian.

By Dwifantya Aquina 10 Maret 2016 15:33
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Merdeka.com)

Money.id - Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta akan digelar 2017 mendatang. Sejumlah nama telah wara-wiri di media, memperkenalkan diri untuk maju menuju kursi DKI 1.

Tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ya, pasangan Joko Widodo saat Pilgub DKI 2012 itu berniat maju kembali memimpin ibu kota.

Kali ini Ahok tak lagi 'menunggang' Partai Gerindra sebagai kendaraan politiknya. Meski sejumlah partai politik lain telah mendekati mantan bupati Belitung Timur itu, Ahok akhirnya memilih jalur independen pada Pilgub DKI 2017 mendatang.

Keputusan ini pun akhirnya diambil Ahok lantaran PDIP tak kunjung memberikan keputusan kepadanya. Hingga kini, PDIP belum menyatakan sikap resmi mereka terkait Pilkada DKI 2017.

Di sisi lain, Ahok makin mantap setelah dirinya didatangi komunitas "Teman Ahok" yang selama ini mendukung dan menghimpun dukungan untuk Ahok pada Minggu malam, 6 Maret 2016, di rumahnya, Pantai Mutiara, Jakarta Utara.

Rupanya, Teman Ahok tak bisa menunggu lama kepastian PDIP yang akan mendukung, mengusung, atau tidak mendukung Ahok sama sekali.

Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, bercerita malam itu, ia dan para pendiri "Teman Ahok" datang pada pukul 19.00 WIB. Dalam pertemuan yang berlangsung empat jam itu, mereka meminta Ahok untuk menentukan nama bakal calon wakil gubernur.

"Kami menyampaikan, bahwa waktu sudah semakin sempit. Mau tidak mau, kami harus mendapat nama calon wakil malam itu juga," ujar Amalia.

Dalam pertemuan itu, kata Amalia, awalnya Ahok masih bersikeras untuk berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat dari PDI Perjuangan. Namun karena Djarot belum mendapat restu dari partainya akhirnya Ahok menyodorkan nama lain. "Pak Ahok menyodorkan nama (Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah/BPKAD) Heru Budi Hartono," ungkapnya.

Malam itu juga akhirnya Ahok meminta Heru datang ke rumahnya. Heru akhirnya datang beberapa saat setelah Ahok melakukan pertemuan dengan "Teman Ahok".

Menurut Amalia, dengan keputusan itu, komunitas "Teman Ahok" akan terus menggalang dukungan pengumpulan KTP hingga mencapai yang ditargetkan yakni 1 juta KTP. Dari data yang tercantum di website "Teman Ahok", jumlah KTP yang sudah berhasil dikumpulkan hingga hari ini sudah mencapai 781.472. Teman Ahok masih memiliki tugas untuk mengumpulkan hingga satu juta fotokopi KTP.

Jumlah ini sebenarnya sudah bisa digunakan Ahok sebagai tiket maju melalui jalur independen. Sebab, syarat untuk maju melalui jalur independen calon diharuskan mengantongi dukungan 525.000 lembar KTP.

Ahok Pilih Djarot atau Heru?

Di kesempatan berbeda, Ahok mengatakan salah satu cara untuk mendapat dukungan dari PDIP adalah dengan kembali menggaet Djarot Saiful Hidayat sebagai wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Hingga saat ini, Djarot masih tercatat sebagai kader aktif PDI-P. Ahok pun menunggu izin resmi PDI-P untuk kembali berpasangan dengan Djarot.

Hal ini juga dibicarakan Ahok kepada Teman Ahok pada Minggu malam lalu. Ahok mengajukan nama Djarot. Namun, Teman Ahok meragukannya.

"Mereka bertanya, Pak Djarot berani berhenti enggak dari partai kalau tidak dapat dukungan dari PDI-P? Saya katakan, Pak Djarot pasti dapat dukungan dari PDI-P, tapi mereka (Teman Ahok) maunya apa? (PDI-P) dukung (bukan usung)," kata Ahok.

Ia menyebutkan bahwa dalam pertemuan itu Teman Ahok bersikeras meminta nama calon wakil gubernur selain Djarot agar bisa mengajukan Ahok di jalur independen. Ia lalu mempersilakan Teman Ahok mengisi nama Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, sebagai calon wakil gubernur.

"Kalau kalian bisa penuhi mengisi ulang nama wagub, ya silakan masukin nama Heru. Mereka akan mulai edarkan dukungan untuk saya dan Heru," kata Ahok.

Ahok mengatakan, akan berangkat dengan mobil partai jika Teman Ahok tidak bisa mengumpulkan seluruh persyaratan yang diajukan Ahok hingga Juni. Namun, Ahok kembali menyebut tidak ingin menyia-nyiakan perjuangan relawan serta ratusan ribu warga yang telah memberi fotokopi KTP-nya.

"Ini pertama kali dalam sejarah, Teman Ahok jual kaus tuh dapat duit Rp2 miliar lebih lho untungnya untuk modal usaha. Ini nggak gampang, makanya saya berkorban tanda kutip buat mereka," kata Ahok.

Namun, Ahok melanjutkan, apabila persyaratan itu tak terkumpul, ia bersedia menanggung risikonya.

"Tapi kalau (persyaratan) nggak terkumpul, semua partai marah sama saya. Lebih baik tanding tanpa Ahok lebih seru kan? Saya sih sudah siapin mental saya. Aku mah udah pasrah sekarang," ujarnya pasrah.

Tak hanya Ahok, karier Heru juga disebut Ahok berada di ujung tanduk. Sebab, Heru harus mengundurkan diri dari PNS DKI untuk dapat maju pada Pilkada DKI 2017. Ahok menargetkan pengunduran diri Heru sebagai PNS rampung pada Juni 2016.

Ahok berharap, dengan majunya dia melalui jalur independen ini, parpol dapat mengoreksi diri. Menurut dia, calon independen yang diajukan oleh sebuah partai politik telah ada di dalam konsep demokrasi. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari monopoli politik dan untuk menyehatkan parpol.

"Misalnya kamu bayangin ada 10 partai di satu negara, yang dikuasai oleh ketua dan sekjen. Masa negara cuma dikuasai oleh 20 orang. Nah, untuk mengindari itulah, parpol agar tidak dimonopoli oleh orang tertentu di negara kita, atas nama parpol, atas nama rakyat dibukalah independen. Jadi independen ada juga dalam rangka menyehatkan parpol," kata Ahok.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section