1. HOME
  2. FINANCE
BISNIS SEUMUR JAGUNG

Anthurium, Tanaman Para Raja yang Tak Lagi Dipuja

Kesan mewah dan eksklusif membuat anthurium diburu banyak orang meski harganya mahal.

By Desy Afrianti 24 November 2015 13:54
Anthurium jenis jemani (koleksi Faiz Fadjarudin)

Money.id - Tanaman anthurium sempat booming di tahun 2007-an. Jenis tanaman hias ini populer dan menjadi tren.

Daya tarik anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun anthurium berwarna hijau dengan urat dan tulang daun besar mirip daun tembakau.

Menurut informasi, dulu anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.

Kesan mewah dan eksklusif membuat anthurium diburu banyak orang meski harganya mahal. Delapan tahun lalu, harga anthurium per daun sekitar Rp500 ribu, tergantung
jenisnya.

Anthurium menjadi bisnis yang menggiurkan. Tanaman asli dari daerah tropis ini tak hanya diincar oleh mereka yang hobi, tetapi juga dibeli untuk dijual kembali. Kebanyakan dibeli sejak masih bibit, kemudian dirawat dan dibesarkan.

Untung besar

Salah satu penjual anthurium, Faiz Fadjarudin mengatakan keuntungan menjual anthurium bisa tiga kali lipat. Biaya perawatannya juga tidak banyak. "Simpel, murah, hanya perlu kesabaran," kata Faiz kepada Money.id, Selasa 24 November 2015.

Faiz yang senang tanaman ini awalnya tertarik karena mendengar teman-temannya membicarakan anthurium. Dari sana dia mulai hunting, dan mencari buku-buku tentang
anthurium dan di mana bisa mendapatkannya.

Anthurium jenis jemani (koleksi Faiz Fadjarudin)

Ternyata tanaman berdaun kekar itu langka dan belum pernah dijual. Faiz berpikir bahwa anthurium bisa menjadi peluang bisnis. Namun saat itu Faiz sadar tren anthurium tidak
akan bertahan lama.

Faiz membeli bibitnya langsung dari Karanganyar, Jawa Tengah. Dia merawat anthurium hingga besar lalu dijual. Ada tempat khusus di rumahnya di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan untuk menaruh anthurium.

Pegawai swasta ini memasarkan anthurium dari mulut ke mulut lewat teman-temannya. Dia juga menitipkannya ke penjual tanaman hias.

Meski keuntungan yang didapat lumayan, Faiz tetap berusaha menahan diri dan mengontrol keuangan. "Ada teman saya yang rela menjual mobil untuk modal beli anthurium. Tetapi saya tidak mau seperti itu," ujarnya.

Kian hari anthurium semakin ngetop. Banyak orang yang ikut budidaya tanaman itu. Penjual anthurium semakin menjamur.

Tanaman ini jadi mudah didapat. Makin lama harganya turun, dan tidak laku. Tak sedikit penjual yang rugi karena tanamannya mati akibat tidak terawat.

Beruntung Faiz sudah mempersiapkan jika sewaktu-waktu bisnis ini redup. Stok tanaman yang
dia punya dirawatnya sendiri untuk koleksi pribadi.

"Saya kan dasarnya kesenangan, jadi dinikmati, beda sama yang niatnya bisnis saja." Menurut Faiz, ada temannya yang rugi hingga ratusan juta rupiah.

Saat ini harga anthurium kian jatuh. Kalau dulu harga jual anthurium untuk jenis yang paling mahal jemani per daunnya Rp350 ribu. Itu pun daunnya kecil yakni seukuran
kuku ibu jari.

Sekarang, satu tanaman anthurium jemani dengan daun sebesar empat jari tangan harganya tak sampai Rp100 ribu.

Jadi, sebelum menekuni suatu bisnis sebaiknya pelajari dulu dengan benar. Jangan melihat suatu tren langsung main loncat dan terjun tanpa mengetahui prospek ke depannya.

"Bisa jadi ini hanya dibikin oleh pihak-pihak tertentu," kata Faiz. Sehingga, ketika jeblok, kita tidak rugi banyak.

(da/da)

Komentar

Recommended

What Next

More From Finance Section