Para pengunjung bioskop muda Indonesia, yang sering mengeluh atas lambatnya beberapa film box office yang masuk bioskop Indonesia, menyambut dengan gembira.
"Kadang-kadang film asing di bioskop Indonesia tidak cukup up-to-date," kata Marsya Karzinar, seorang mahasiswa. "Jika ada bioskop asing yang masuk, dan mereka dapat memberikan fasilitas yang baik, itu semakin lebih baik."
Namun, masih ada masalah tentang liberalisasi yang selalu dihadapi negara ini. Banyak investor asing sering mengeluh proteksionisme ekonomi dan nasionalisme negara ini. Beberapa orang yang bergerak di industri sinema Indonesia memprotes atas keputusan itu.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia, Johny Syafruddin mengatakan hal itu ‘terlalu terburu-buru’ dan akan membawa banjir film asing yang bisa mengikis budaya negara itu.
"Mereka berpikir bahwa membuka keran asing akan membawa kesempatan yang baik, tetapi budaya asing akan berada di balik investor tersebut," ucap Johny.
Dunia perfilman dalam negeri Indonesia sedang menggeliat - dengan film-film seperti "The Raid 2" yang diputar di Festival Film Sundance tahun 2014. Namun beberapa pembuat film, setidaknya, mengatakan mereka menyambut investasi asing.
"Kami sudah melobi tentang pembukaan DNI," kata CEO Infinite Studios, Mike Wiluan. "Karena sebagai sebuah studio, kami sudah sangat terlibat dalam pembiayaan infrastruktur produksi dari bawah ke atas ... Itu membutuhkan banyak modal dan pengetahuan."
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus
Punya Utang Ratusan Miliar, Kanye West Malah Rilis Album Baru
21 Februari 2016 08:105 Diva WWE Paling Kaya Sepanjang Masa
20 Februari 2016 12:38Pensiun Berakting, Thomas Nawilis Sukses Majukan Bisnis Keluarga
17 Februari 2016 18:59