1. HOME
    2. SHOW-BIZ
FILM

Industri Bioskop Terbuka untuk Investasi Asing, Siapkah Pemain Lokal?

Dengan dibukanya keran industri bioskop untuk investasi pihak asing, maka persaingan industri bioskop akan meningkat.

By Nur Chandra Laksana 22 Februari 2016 09:31
XXI Cinema (id.wikipedia.com)

Money.id - Dibukanya keran industri bioskop untuk investasi asing oleh Pemerintah Indonesia menggugah hasrat perusahaan bioskop asing. Salah satunya adalah perusahaan bioskop asal Korea Selatan, yaitu CJ CGV Co.Ltd yang berkeinginan memasok film asing ke pasar yang luas dan sedang berkembang tersebut.

Dialnsir dari laman Reuters, Minggu 21 Februari 2016, pasar film adalah salah satu dari puluhan industri di Indonesia yang 'dibebaskan' pekan lalu melalui paket kebijakan ekonomi jilid X terkait Daftar Negatif Investasi (DNI).

Paket kebijakan ekonomi tersebut bahkan dianggap sebagai pembukaan perekonomian terbesar di Asia Tenggara untuk investor asing dalam 10 tahun.

Berdasarkan aturan baru, perusahaan asing dapat memegang 100 persen saham di industri film, termasuk produksi, distribusi dan eksibisi. Sebelumnya, industri bioskop tertutup bagi asing dan masuk dalam DNI.

Peraturan ketat dan sensor otokratis yang dilakukan oleh mantan Presiden Soeharto, membuat industri sinema di Indonesia terhambat - tetapi matang dengan potensi.

"Indonesia telah lama menjadi raksasa tidur dalam hal bioskop," kata kepala film dan bioskop di penyedia penelitian IHS Technology, David Hancock. "Untuk sebuah negara dengan jumlah penduduk ratusan juta, Indonesia sangat kekurangan layar bioskop dan jumlah kunjungan bioskop yang rendah."

Negara kepulauan yang luas merupakan rumah bagi 250 juta jiwa - banyak yang masih muda dan penggemar teknologi dengan usia rata-rata 29 tahun.

Mereka dilayani oleh kurang lebih 1.100 layar bioskop dan kunjungan ke bioskop rata-rata kurang dari sekali setahun, menurut data IHS.

Sebagai perbandingan, Korea Selatan dengan populasi seperlima dari Indonesia, memiliki 2.400 layar bioskop, dan jumlah penonton di bioskop mencapai hampir 220 juta tahun lalu, menurut Dewan Film Korea.

"Kami menyambut baik keputusan itu karena akan menjadi jauh lebih mudah bagi perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia. Kami akan terus aktif melakukan bisnis kami di sana," kata juru bicara CJ CGV, Cho Sung-jin.

CJ CGV, yang mengoperasikan rantai film terbesar kedua di Indonesia CGV Blitz, berencana untuk menambah jumlah bioskop empat kali lipat menjadi 600 layar pada tahun 2020, kata Cho. 

 

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Show-Biz Section