1. HOME
  2. OTOTALK
OTOMOTIF

Pink Taxi, Taksi Syar'i untuk Perempuan dari Perempuan

Armada Pink Taxi dilengkapi dengan GPS dan kamera, serta tombol SOS yang dapat menghentikan kendaraan saat dalam keadaan darurat.

By Azalia Amadea 10 April 2016 16:16
Ilustrasi armada Pink Taxi (Foto: cnn.com)

Money.id - Kaum perempuan di Mesir, khususnya di Kota Kairo, patut bergembira karena ada armada taksi khusus perempuan di sana.

Bagi banyak wanita di Mesir yang melakukan perjalanan menggunakan transportasi publik, ejekan dan komentar cabul adalah rutinitas suram yang harus dihadapi sehari-hari.

Menurut PBB, lebih dari 99 persen perempuan menjadi korban pelecehan seksual yang sering terjadi di angkutan umum atau di taksi.

Namun sebuah layanan taksi yang dikemudikan perempuan dan hanya menerima penumpang perempuan, seakan menjadi setetes air di padang gersang.

Dilansir dari laman CNN, Minggu 10 April 2016, layanan tersebut bernama Pink Taxi menjanjikan cara yang aman untuk melakukan perjalanan di ibukota Mesir bagi kaum perempuan di sana.

Dengan seragam warna merah muda, para sopir taksi perempuan ini hanya akan mengambil penumpang yang sudah memesan saja.

"Saya melihat bahwa masyarakat membutuhkan transportasi yang aman untuk perempuan, dan saya mulai berpikir apa yang bisa saya berikan," kata Reem Fawzy, pendiri Pink Taxi.

Meski hanya sopir taksi, karyawan Pink Taxi harus punya gelar sarjana, bisa berbicara bahasa Inggris dan memiliki pengalaman mengemudikan mobil minimal dua tahun di Kairo.

Fawzy melengkapi armada Pink Taxi dengan GPS dan kamera, serta tombol SOS yang dapat menghentikan kendaraan dan mengirim peringatan ke markas Pink Taxi saat dalam keadaan darurat.

Dia mengatakan bahwa motivasi lainnya dia mendirikan layanan taksi khusus perempuan adalah untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas kepada kaum perempuan di Kairo.

"Perempuan tidak bisa menemukan pekerjaan dengan mudah, sebagian besar sektor swasta dan bisnis lebih menyukai laki-laki. Dan ada banyak pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh seorang perempuan," katanya.

Dia mengakui bahwa waktu pertama kali mulai mencari sopir untuk armadanya, banyak yang mencibir.

"Reaksi penolakan banyak dari laki-laki. Mereka tidak suka anak perempuan mereka bekerja sebagai sopir, karena sebagian besar sopir profesional adalah laki-laki," kata Fawzy.

Tapi setelah dia memasang iklan di TV dan media sosial, banyak yang melamar. Fawzy akhirnya memilih 52 perempuan yang diberi pelatihan tentang aturan lalu lintas dan pemeliharaan mobil selama dua bulan.

Namun usaha Fawzy ini justru mengundang kritik dari aktivis yang berpikir memisahkan perempuan dari ruang publik bukanlah solusi untuk mengatasi maraknya pelecehan seksual di Kairo.

"Saya tidak melihat pemisahan ini akan memecahkan masalah," kata Dalia Abdel-Hameed, kepala Gender Program di Egyptian Initiative for Personal Rights.

"Kita sudah punya dua kereta api khusus perempuan di setiap jalur kereta bawah tanah, tapi ternyata semuanya tidak membantu memecahkan masalah pelecehan seksual. Karena ketika para penumpang perempuan itu turun, mereka masih harus berjalan dengan orang lain," jelasnya.

Selain itu masalah harga yang lebih mahal yang dipatok Pink Taxi juga mendapat sorotan. "Harganya jauh lebih mahal daripada taksi biasa. Jadi itu bukan solusi untuk mayoritas perempuan," kata Abd El-Hameed.

Namun Fawzy mengatakan bahwa armadanya itu memang bukan taksi biasa tapi layanan limousine, yang artinya mobil dalam keadaan kosong ketika menjemput penumpang. Selain itu dia juga menambahkan bahwa dia hanya menjalankan sebuah bisnis, dan kaum perempuan punya pilihan untuk menggunakannya atau tidak.

"Jika kita membuat undang-undang yang mewajibkan warga perempuan naik taksi perempuan, ya, itu adalah hal yang buruk. Tapi kami hanya memberikan layanan taksi yang aman dan nyaman bagi kaum perempuan," katanya.

(aa/aa)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From Ototalk Section