1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Tepis Isu Obesitas, Coca Cola Bayar Ilmuwan Hingga Rp97 Miliar

Perusahaan tersebut dikabarkan telah menghubungi ilmuwan yang meragukan adanya kaitan antara minuman manis dan obesitas.

By Dian Ardiahanni 10 Oktober 2015 13:08
Logo Coca Cola (Cairohub.com)

Money.id - Coca Cola telah mengeluarkan uang hingga jutaan poundsterling untuk membayar peneliti ilmiah dan ahli makanan sehat asal Inggris. Upaya ini adalah bentuk perlawanan terhadap klaim bahwa minuman itu menyebabkan kegemukan.

Dilansir DailyMail, Jumat 9 Oktober 2015, sponsor utama Olimpiade, Piala Dunia FIFA, dan Piala Dunia Rugbi ini telah menghabiskan 4,68 juta poundsterling atau setara Rp97,6 miliar untuk mengatur Eropa Hydration Institute, agar para penonton bisa mengonsumsi minuman ringan yang dijual Coca Cola dalam acara olahraga itu.

Perusahaan tersebut dikabarkan telah menghubungi ilmuwan yang meragukan adanya kaitan antara minuman manis dan obesitas. Ilmuwan yang menjabat sebagai ketua penasehat di EHI, diberitakan telah menerima 1 juta poundsterling atau sekitar Rp20,8 miliar.

Beberapa organisasi Inggris seperti UKActive, British Nutrition Foundation, University of Hull, Homerton University Hospital, National Obesity Forum, British Dietetic Association, Obesity Week 2013, dan Asosiasi Inggris untuk Studi Obesitas pun mendapatkan dana penelitian untuk menyelidikinya.

Simon Capewell dari Fakultas Kesehatan Masyarakat mengatakan, upaya itu merupakan cara untuk mengatasi konflik terkait kesehatan. Taktik itu juga dilakukan oleh perusahaan alkohol dan tembakau.

Kabar ini diikuti oleh British Medical Association yang menempatkan pajak 20 persen bagi produk minuman bergula. Metode ini untuk mengatasi krisis kegemukan.

Tapi menteri telah berulang kali menolak adanya pajak gula. Meskipun banyak ahli memperingati, saat ini Inggris dalam cengkeraman 'krisis nasional' krisis gigi anak akibat minuman bersoda dan permen. Tiap tahunnya, ribuan anak yang membutuhkan operasi gigi.

"Coca Cola mencoba memanipulasi opini bukan hanya publik tetapi kebijakan dan keputusan politik," kata Simon.

Gula diidentifikasi sebagai penyebab utama terjadinya obesitas. Penambah manis itu pun bisa memicu penyakit diabetes tipe dua, serangan jantung, beberapa jenis kanker, dan kerusakan gigi pada anak.

Sekaleng Coca Cola reguler 330 mili liter mengandung 35 gram gula yang setara hampir 10 sendok teh gula dan 139 kalori. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebutuhan gula bagi orang dewasa hanya 25 gram per harinya.

Menanggapinya, juru bicara Coca Cola di Inggris ini menerangkan bahwa perusahaannya lebih mengandalkan penelitian ilmiah terkait keputusan tentang produk dan komposisinya.

Di Inggris, Coca Cola telah menjual 19 merek dan lebih dari 100 produk. Lewat penjualan minuman kalengnya di Eropa pada tahun lalu, perusahaan besar itu sudah meraup keuntungan 5,4 miliar poundsterling atau sekitar Rp112 triliun. (dwq)

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section