1. HOME
  2. NEWS
JOKOWI

Setahun Jokowi, Tingkat Kepercayaan Masyarakat Menurun

Hasil survei Saiful Mujani Research and Cosulting menyebut keyakinan masyarakat terhadap kinerja Jokowi turun hingga lebih dari 10 persen.

By Rohimat Nurbaya 20 Oktober 2015 19:35
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla (Setkab.go.id)

Money.id - Saiful Mujani Research and Cosulting (SMRC) merilis hasil survei kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi - JK. Sebanyak 56,5 persen responden menilai kinerja pemerintahan saat ini sudah berjalan ke arah benar.

"Responden menyatakan pemerintahan Jokowi-JK salah arah hanya 20 persen, sedangkan 24 persen tidak memilih," kata Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 20 Oktober 2015.

Meski demikian evaluasi publik terhadap berbagai kondisi nasional, seperti ekonomi, kondisi politik, kondisi penegakan hukum, penanganan tindak korupsi, cenderung negatif.

"Tapi evaluasi terhadap kondisi keamanan positif. Reaponden menilai kondisi keamanan baik jumlahnya lebih besar yakni, 48 persen, sedangkan menilai buruk hanya 24 persen," terangnya.

Survei tersebut melibatkan 1.220 orang responden, tetapi yang diwawancarai secara valid ada 1.027 orang atau sekitar 84,2 persen. Margin error survei tersebut 3,1 persen. Waktu wawancara lapangan dilakukan pada 7-13 Oktober 2015.

Menilai Negatif

Segi ekonomi, publik yang menilai kondisi saat ini lebih buruk dibanding tahun lalu sebanyak 41 persen. Kemudian publik menilai kondisi ekonomi lebih baik hanya 22 persen, sisanya tidak memilih.

"Penilaian publik ini sejalan dengan keadaan ekonomi makro selama 2015, grafiknya cenderung lebih negatif dibanding 2014," terang Djayadi.

Saat ini memang tingkat inflasi lebih tinggi dibanding periode sama pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi lebih lambat, jumlah pengangguran belum ada perubahan, serta jumlah orang miskin tidak mengalami pengurangan berarti.

Segi politik, publik menilai kondisi saat ini lebih buruk dari tahun lalu lebih banyak, yakni 36 persen. Sedangkan yang menilai baik hanya 19 persen, sisanya tidak memilih.  

Segi penegakan hukum, publik menilai lebih buruk lebih banyak, yakni 40 persen. Sedangkan menilai lebih baik hanya 31 persen, sisanya tidak memilih.

Demikian juga dari segi korupsi, sebanyak 55 persen dari responden menilai korupsi lebih banyak dan hanya 17 persen menilai korupsi semakin sedikit.

Kinerja Jokowi

Djayadi menjelaskan, meski publik menilai negatif pada beberapa bidang, tetapi penerimaan masyarakat terhadap kinerja presiden dan wakil presiden masih positif.

Sebanyak 51,7 persen rersponden menyatakan puas atas kinerja Jokowi-JK. Sedangkan, 45,4 persen menyatakan tidak puas.

"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja setahun Jokowi lebih rendah dibanding tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja setahun SBY," terangnya.

Kemudian, keyakinan masyarakat terhadap kemampuan Jokowi memimpin juga cukup baik, yakni 62 persen. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibanding publik meragukan yakni 29 persen. Tapi keyakinan ini tidak setinggi ketika Jokowi dilantik yakni, 75 persen.

"Namun posisi ini lebih baik dibanding keyakinan masyarakat pada Juni 2015. Saat itu hanya 55 persen," ucap dia.

Hasil Kerja

Djayadi menuturkan, secara lebih khusus penilaian terhadap hasil kerja Jokowi dalam mengatasi permasalahan, antara positif dan negatif berimbang.

Penilaian masyarakat hasil kerja pemerintahan Jokowi bidang pendidikan, layanan kesehatan dan pembangunan jalan raya hasilnya positif. Publik yang menilai baik pada bidang tersebut 73 persen, 72 persen dan 66 persen.

Menurut Djayadi, meski demikian masyarakat masih menilai negatif terhadap beberapa bidang, misalnya dalam mengurangi jumlah pengangguran hanya 33 persen responden yang menilai baik.

"Demikian juga dalam mengurangi jumlah orang miskin, hanya 36 responden menilai baik," ucapnya.

Selain itu, kinerja pemerintahan dalam menjaga harga barang-barang kebutuhan pokok, menilai baik hanya 41 persen responden. Sementara itu, hanya 47 responden menilai baik kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi. (dwq)

Suka Artikel Ini? KLIK LIKE

(da/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section