1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Presiden Resmikan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kereta cepat Jakarta-Bandung akan terintegrasi dengan LRT dan MRT.

By Dwifantya Aquina 21 Januari 2016 16:25
Kereta cepat (Merdeka.com)

Money.id - Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Kebun Teh Mandalawangi, Bandung Barat, milik PT Perkebunan Nusantara.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan pembangunan transportasi massal seperti MRT (Mass Rapid Transportation), LRT (Light Rail Transortation), dan kereta cepat, harus didahulukan.

"Kecepatan mengantar orang dan barang adalah penentu kompetisi," kata Jokowi, seperti dikutip laman BBC Indonesia pada Kamis 21 Januari 2016.

Jokowi menjelaskan, nantinya jenis-jenis transportasi massal itu dirancang untuk menunjang satu sama lain demi kepentingan penumpang. Ke depannya, kereta cepat akan terintegrasi dengan LRT dan MRT.

"Penumpang kereta cepat akan diterima oleh LRT Bandung Raya, begitu pula MRT di Jakarta," ujar dia.

Jokowi juga kembali menjelaskan skema pembiayaan kereta cepat yang tidak menggunakan APBN. Menurut dia hal ini dilakukan karena APBN diperuntukkan bagi infrastruktur luar Jawa. Misalnya untuk pembangunan jalan tol Makassar-Manado, atau kereta di Papua.

"Jangan sampai Jawa sentris lagi. Melainkan, kita arahkan menjadi Indonesia sentris," tuturnya.

Kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan biaya US$5,573 miliar atau setara dengan Rp77,5 triliun, oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi, mengatakan pihaknya langsung melakukan pengerjaan konstruksi.

"Ini kita lakukan untuk mengejar target, konstruksi tuntas 2018 sehingga kereta cepat sudah beroperasi 2019," kata Hanggoro.

Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan berjarak 140,9 km, menghubungkan empat stasiun: Halim, Jakarta; Karawang; Walini; dan Tegal Luar, Bandung. Di setiap stasiun, akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru di koridor Jakarta-Bandung.

"Setiap kereta mampu mengangkut 583 orang sekali jalan. Kecepatannya bisa 350 km/jam. Di setiap stasiun dibangun transit oriented development-nya untuk mendorong lahirnya sentra ekonomi baru di luar Bandung," tambahnya.

Misalnya, di Walini, akan dibangun kota baru Walini. Sementara di Tegal Luar akan dibangun kota berbasis teknologi informasi.

"Jika melihat contoh di Jepang dan China, pembangunan kota yang dilewati kereta cepat perlu 10-15 tahun. Ini bukan soal mudah, tapi hal yang sangat kompleks," urainya.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menilai, perkiraan dampak ekonomi kereta cepat Jakarta-Bandung perlu direvisi. Menurut kajian awal, jumlah penumpang akan mencapai 60.000 per hari.

"Itu terlalu optimistis," katanya.

Direncanakan, nantinya dengan kereta cepat ini, Bandung-Jakarta akan ditempuh hanya dalam 35 menit, dan harga tiketnya sekitar Rp225.000.

Proyek kereta cepat ini sempat dibayangi ketidakpastian, termasuk kabar penolakan proyek ini oleh Presiden Joko Widodo, serta persaingan antara Jepang dan China.

Di sisi lain, sebagian pengamat juga mempermasalahkan belum matangnya analisis dampak lingkungan untuk pembangunan jalur kereta itu.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section