Di Jakarta, tak banyak ditemui vihara dan kelenteng di tengah kota. Namun ada salah satu vihara di Jakarta Selatan yang keberadaannya terhimpit oleh gedung-gedung tinggi.
Vihara Amurvha Bhumi (Hok aek Tjeng Sin) adalah satu dari sekian banyak vihara tua yang ada di Jakarta. Tidak ada yang tahu persis kapan berdirinya bangunan yang berbentuk Pat-Kwa segi delapan dengan ukiran naga di setiap pilarnya tersebut.
"Sebenarnya saya tidak tahu persis kapan vihara ini dibangun, karena saya sendiri adalah generasi ketiga pengurus vihara. Sementara generasi sebelum-sebelumnya yang telah meninggal, pun tidak tahu kapan persis dibangun," kata Li.
Namun ia menjelaskan bahwa vihara tersebut bukan lagi bangunan asli. Pada tahun 1984, bangunan vihara direnovasi seluruhnya. Sayangnya perbaikan tempat ibadah tersebut tidak disertai dengan perbaikan wilayah yang ada di sekitarnya.
"Memang vihara ini dihimpit oleh gedung-gedung tinggi, tapi kalau kebanjiran memang sudah langganan sih. Karena tahan di satu kecamatan ini rendah. Air hanya melalui satu pembuangan yang melewati vihara dulu lalu sampai ke kali," cerita dia.
Li mengatakan, upaya pemerintah sendiri untuk meninggikan daerah tersebut masih belum terealisasikan. Namun ia masih berusaha untuk mengajukan kali tersebut dikeruk kembali.
"Kita sudah ajukan agar kali dikeruk lagi. Karena kali ini sangat kecil sekali, kalau musim hujan datang lalu air naik ini tidak ada jalan lagi untuk air. Ya meluaplah di sini," ucap pengurus yang telah mengabdi sejak tahun 1999 itu.
Intip Kado Istimewa Rafathar dari Kuda Poni Hingga Taman Bermain
Agar Dompet Tak Makin 'Tipis', Lakukan Penghematan dengan Cara Ini
Pemerintah Angkat Bicara Soal Rokok Naik Jadi Rp50 Ribu per Bungkus