1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Kembangkan Sistem Fuze untuk Roket, Pindad Gandeng Perusahaan Jerman

Kerjasama itu untuk melakukan sinergi di bidang sistem fuze.

By Rohimat Nurbaya 22 April 2016 18:45
Presiden Joko Widodo Mengunjungi Pabrik Senjata Pindad (Merdeka.com)

Money.id - PT Pindad (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri pertahanan dan keamanan menyepakati Nota Kesepahaman dengan perusahaan supplier fuze munisi asal Jerman, Junghans Defence.

Kerjasama itu untuk melakukan sinergi di bidang sistem fuze (perangkat yang menginisiasi proses peledakan pada munisi dalam suatu kondisi tertentu) untuk beberapa produk munisi, antara lain mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut.

Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, mengatakan, penandatanganan Nota Kesepahaman itu jadi bagian dari agenda kegiatan Presiden Jokowi di acara Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Berlin, 18 April 2016. Pindad merupakan salah satu BUMN yang mendampingi kunjungan kerja Presiden Jokowi ke negara-negara di Eropa.

"Pindad dan Junghans Defence telah sepakat melakukan sinergi di bidang solusi sistem fuze untuk mortar, artileri, tank, roket, dan amunisi angkatan laut," kata Silmy melalui rilis diterima Money.id, Jumat 22 April 2016.

Menurut Silmy, kerjasama itu  dimulai tahun ini dengan investasi awal US$5 juta atau setara Rp66 miliar dan rencananya di masa depan, investasi bisa bertambah lagi hingga US$20 juta atau setara Rp264,2 miliar.

Dia menjelaskan, penandatanganan Nota Kesepahaman ini sebagai salah satu bentuk komitmen Pindad untuk melakukan ekspansi pemasaran ke luar Indonesia. Beberapa tahapan kerja sama awal telah direncanakan bersama dengan Junghans Defence, antara lain, pertama persiapan alih teknologi mekanikal mortar fuze.

Kemudian, menyiapkan lini produksi dan perakitan di Pindad, serta pemberian hak ekspor dan pemasaran kepada Pindad dengan fokus pasar di luar Indonesia, khususnya wilayah Asia Pasifik. "Ke depannya, Pindad dapat memasarkan fuze yang diproduksi sendiri ke pasar di luar Indonesia, terutama ke negaranegaradi wilayah Asia Pasifik," tuturnya.

Pindad menghabiskan biaya yang cukup besar untuk pengadaan fuze. Hal ini menunjukan pentingnya kemampuan untuk dapat memproduksi fuze secara mandiri. Tujuannya agar kemampuan industri pertahanan dan keamanan dalam negeri meningkat dan total devisa yang dikeluarkan negara untuk pengadaan fuze pun dapat dihemat.

"Dalam setahun, Pindad mengeluarkan biaya sekitar US$4 juta (Rp52,8 miliar) untuk pengadaan fuze. Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mendukung Pindad untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan keamanan, tetapi juga dapat menghemat devisa yang dikeluarkan negara," jelasnya.

Penandatanganan Nota Kesepahaman merupakan salah satu agenda acara dalam Forum Bisnis Indonesia-Jerman, suatu kegiatan yang mempertemukan investor dan pemerintah kedua negara untuk membicarakan investasi jangka panjang, dengan fokus utama pada bidang ekonomi.

Selain Pindad, beberapa perusahaan Indonesia juga turut menandatangani kesepakatan kerja sama, yakni PT Aneka Tambang (Persero), Tbk dengan Ferrostaal dan PT PLN (Persero) dengan Siemens AG.

Melalui kegiatan itu, Pindad menambah daftar panjang kerja samanya dengan perusahaan asal Jerman. Sebelumnya, Pindad telah menjalin kesepakatan kerja sama dengan beberapa perusahaan besar dunia asal Jerman, antara lain Daimler AG, MAN Diesel & Turbo, dan Rheinmetall Landsysteme GmbH.

Menjalin kerja sama strategis dengan banyak perusahaan dunia merupakan salah satu komitmen Pindad untuk mencapai visi perusahaan menjadi perusahaan alutsista terkemuka di Asia pada tahun 2023.

Baca Juga

(rn/rn)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section