1. HOME
    2. NEWS
BURUH

Pemerintah Sebut Jumlah PHK Pada Semester I 2016 Turun 7,24 Persen

Hingga semester pertama 2016, tercatat 7.954 tenaga kerja yang mengalami PHK. Tahun sebelumnya lebih dari itu.

By Rohimat Nurbaya 26 Agustus 2016 15:08
Ilustrasi Buruh (Setkab RI)

Money.id - Pemerintah menyebut pada periode semester I 2016 jumlah pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menurun 7,24 persen bila dibanding 2015 periode sama.

Berdasarkan data dari Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kementrian Tenaga Kerja, hingga satu semester pada 2016, tercatat 7.954 tenaga kerja yang mengalami PHK. Padahal sebelumnya di tahun yang sama 8.575 tenaga kerja di PHK.

"Berdasarkan data sementara, terjadi penurunan jumlah pekerja yang ter-PHK di tahun 2016 sebanyak 621 pekerja atau sekitar 7,24 persen dibandingkan 2015 dengan periode yang sama,” kata Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri dikutip dari laman Setkab RI.

Menurut Dakhiri, dalam semester satu 2016, Juni merupakan bulan terbanyak yang ter PHK yaitu 3.933 pekerja dengan 770 kasus, disusul Januari sebanyak 1414 jumlah pekerja ter PHK, dan diikuti

Februari 1305 pekerja dengan 422 kasus. Menyusul di peringkat berikutnya Maret ada 1076 pekerja diPHK dengan 12 kasus dan April ada 213 pekerja diPHK dengan 69 kasus dan Mei ada 13 pekerja yang diPHK dengan 13 kasus.

Sedangkan di periode yang sama 2015 lalu, tercatat pada April merupakan terbesar jumlah yang terPHK yakni 2.256 pekerja dari 25 kasus, disusul Mei 1.991 pekerja yang diPHK dengan 21 kasus.

Lalu Juni ada 1.334 yang diPHK dengan 25 kasus, Maret ada 1.294 yang diPHK dengan 20 kasus, Sedangkan Februari ada 1.201 pekerja diPHK dengan 20 kasus dan Januari tahun lalu ada 499 pekerja yang diPHK dengan 15 kasus.

Para pekerja yang terPHK, berasal dari berbagai sektor kerja yaitu sektor sektor pertanian/perikanan sektor perdagangan, jasa dan investasi, pendidikan, pertambangan, infrastruktur, transportasi, keuangan dan industri.

Halaman selanjutnya...Upaya Pemerintah

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section