1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Kantong Plastik Berbayar Diuji Coba 21 Februari

Belum ada kesepakatan soal harga kantong plastik yang akan dijual ke masyarakat, Kemen LHK berharap dijual Rp500 per lembar.

By Dwifantya Aquina 9 Februari 2016 14:14
Ilustrasi kantong plastik (Wordpress)

Money.id - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akan menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Rencananya kebijakan tersebut akan diujicobakan pada 21 Februari 2016, bersamaan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional sampai Juni mendatang, tepat saat dikeluarkannya peraturan kantong plastik berbayar dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pendapatan dari kantong plastik berbayar itu nantinya untuk menambah dana corporate social responsibility (CSR).

Dirjen Pengelolaan Sampah dan Bahan Beracun Kementerian LHK Tuti Hendrawati mengatakan, kebijakan kantong plastik berbayar ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari sampah plastik. Karena saat ini jumlah timbunan sampah kantong plastik terus meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir. Sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya.

Dari jumlah tersebut, hampir 95 persen kantong plastik menjadi sampah. Sementara kantong plastik sulit diurai oleh lingkungan. Indonesia merupakan negara kedua di dunia yang menjadi penghasil sampah plastik terbesar yang dibuang ke laut.

Saat ini kebijakan ini sedang dibahas dengan pihak terkait yaitu Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Pembahasan ini menyangkut kepastian harga kantong plastik berbayar yang pantas bila diterapkan.

"Dari hasil survei Direktorat Pengelolaan Sampah pada 5-9 Februari itu, 87,2 persen masyarakat setuju kantong plastik berbayar. Ini kan kami bahas lagi dengan Aprindo. Kalau kami itu ingin Rp500," kata Tuti di Jakarta, Selasa 9 Februari 2016.

Kemudian, diharapkan dengan kebijakan kantong plastik berbayar dapat mendorong aktivitas masyarakat agar lebih bijak dalam penggunaan kantong plastik. Rencananya, uji coba penerapan kantong plastik berbayar akan diterapkan di ritel modern yang menjadi anggota Aprindo pada Minggu 21 Februari 2016.

"Ini bertepatan dengan hari sampah nasional. Nanti rencananya dilakukan di 22 kota dan satu provinsi. Yang kota ada Bandung, Bogor, Banda Aceh, Denpasar, Yogyakarta, dan provinsi itu DKI Jakarta," papar Tuti.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian LHK, Sudirman menambahkan, sebenarnya dalam persoalan ini diperlukan komitmen pemerintah daerah terkait pengurangan kantong plastik. Mestinya, pengawasan penggunaan sampah di tingkat kota, kabupaten sampai provinsi tak boleh longgar dari pemerintah pusat.

"Ini tak boleh longgar, tapi harus lebih ketat dari pemerintah pusat. Itu komitmen yang harus kita mulai sebenarnya," tuturnya.

Penerapan kantong plastik berbayar ini sudah diberlakukan sejumlah negara Asia, Eropa, serta Amerika. Misalnya, Tiongkok yang tertinggi dalam pembuangan sampah ke laut sudah menetapkannya. Begitupun Bangladesh, Malaysia, serta Hongkong yang sudah memberlakukan program ini.

"Jadi, nanti tim di setiap kota, daerah yang siap uji coba program ini untuk evaluasi. Bagaimana setiap bulannya, ada penurunannya berapa? Karena seperti di Hongkong bisa turunkan 75 persen penggunaan kantong plastik," tutur Sudirman.

Harga Plastik Lebih Rendah

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mengusulkan harga kantong belanja plastik berbayar Rp200 per lembar pada setiap retail modern beberapa kota di Indonesia. Harga tersebut lebih rendah dibanding harga usulan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar Rp500 per lembar.

Koordinator Media Aprindo Nur Rachman beralasan harga usulan itu wajar dan bisa disatukan di dalam struk belanja untuk menambah pajak. Usulan harga itu berlaku untuk semua ukuran kantong plastik agar tidak membebani masyarakat.

"Aprindo sudah sepakat, tinggal mekanismenya yang sedang kami usulkan," kata Nur.

Menurut dia, uji coba kantong plastik berbayar perlu diikuti persiapan dan sosialisasi agar semua ritel modern menerapkan program tersebut. "Jangan sampai pada saat pelaksanaannya ada peretail yang tidak menerapkan program ini. Ujungnya peretail lain merasa dirugikan," ucap Nur.

Ke depan, ia meminta agar uji coba kantong plastik berbayar diterapkan di warung dan pasar tradisional. Hal itu agar semua sumber potensial sampah plastik menurun.

"Sosialisasi dan edukasi menyeluruh perlu dilakukan karena program itu akan mengubah gaya hidup atau pola belanja masyarakat yang terbiasa menerima kantong plastik," ujarnya.

 

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section