1. HOME
  2. NEWS
NEWS

Ini Peran Indonesia di Tengah Konflik Arab Saudi-Iran

MUI menemui Presiden Joko Widodo dan mengusulkan agar Indonesia menjadi mediator masalah tersebut.

By Dwifantya Aquina 5 Januari 2016 16:45
Presiden Joko Widodo (Setkab.go.id)

Money.id - Konflik antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran memanas. Ketegangan dua negara tersebut dipicu pelaksanaan hukuman mati terhadap ulama Syiah terkenal Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr.

Bukan hanya Iran, hukuman mati ini memicu kemarahan dan protes oleh komunitas Syiah di Timur Tengah dan kawasan lain. Korps Garda Revolusi Iran bahkan mengatakan akan melancarkan balas dendam atas eksekusi ulama Syiah, lapor kantor berita Iran.

Terkait isu tersebut, Pemerintah Indonesia mengaku turut prihatin dengan perkembangan hubungan antara Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran.

Dalam rilis yang diterima Money.id, Selasa 5 Januari 2015, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya eskalasi keadaan serta membahayakan stabilitas dan keamanan kawasan.

Retno pun mengatakan akan segera menghubungi Sekjen OKI maupun Menlu Kerajaan Arab Saudi dan Menlu Republik Islam Iran guna membantu mencari solusi terbaik secara damai.

MUI Temui Presiden

Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemui Presiden Joko Widodo untuk membicarakan masalah konflik di Timur Tengah tersebut. Dalam pertemuan yang digelar di Istana Merdeka siang tadi, MUI mengusulkan agar pemerintah Indonesia mengambil peran dalam menengahi konflik yang terjadi di Timur Tengah, khususnya antara Arab Saudi dan Iran.

“Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim dan negara yang memiliki peran yang cukup strategis, (bisa) mengambil peran dalam mendamaikan konflik Arab Saudi dan Iran yang baru saja terjadi," kata Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin kepada wartawan, seperti dikutip dari lama Setkab.go.id.

Menurut Ma’ruf, Presiden Jokowi menyadari bahwa permasalahan konflik Timur Tengah kali ini sangat pelik karena di dalamnya ada konflik akidah, politik, ekonomi dan masalah lainnya serta negara-negara lain yang terlibat. Namun, diakuinya Indonesia memiliki potensi untuk meredakan konflik tersebut dan menjadi mediator (penengah) karena posisi Indonesia yang netral.

“Indonesia sudah memainkan perannya dan mudah-mudahan akan berhasil,” kata dia.

Menanggapi usulan yang diajukan Ketua Umum MUI mengenai perlunya diselenggarakan konferensi internasional untuk menengahi konflik antara Arab Saudi dan Timur Tengah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang mendampingi Presiden Jokowi saat menerima pengurus MUI, menilai usulan tersebut merupakan salah satu cara untuk meredakan konflik yang ada.

Lukman meyakinkan, bahwa pemerintah berupaya melakukan mediasi dengan negara-negara Islam lainnya untuk melakukan sebuah konferensi.

“Ya itu salah satu upaya sebagai salah satu bentuk ikhtiar bagaimana untuk mendekatkan kedua negara ini dengan, semacam membentuk konferensi atau pertemuan. Tidak hanya antar dua negara tetapi melibatkan negara-negara lain untuk mencari solusi konkret yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Presiden tidak menjelaskan lebih jauh, hanya menyatakan hal itu saja," kata Lukman.

Ia juga bisa memahami besarnya harapan agar pemerintah bisa lebih aktif dalam ikut mendamaikan konflik antara Saudi Arabia dan Iran, karena Indonesia memiliki sejarah sebagai negara yang aktif menggerakkan Gerakan Non Blok.

“Presiden menyambut baik jika aspirasi yang ada bahwa memang konflik ini harus diredakan dan Indonesia harus melakukan upaya perdamaian. Untuk itulah, Presiden terus melakukan komunikasi dengan para kepala negara di Timur Tengah,” terangnya.

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section