1. HOME
  2. NEWS
KEBAKARAN HUTAN

Indonesia Rugi Rp221 Triliun Akibat Kebakaran Hutan

Temuan itu dikemukakan oleh Bank Dunia dalam laporan triwulan terakhir di 2015.

By Dwifantya Aquina 17 Desember 2015 13:47
Ilustrasi penangan kebakaran hutan (Pixabay)

Money.id - Bencana kebakaran hutan dan kabut asap membuat Indonesia merugi hingga US$15,72 miliar atau sekitar Rp221 triliun. Angka ini dua kali lipat lebih besar dari biaya rekonstruksi paska bencana Tsunami Aceh pada 2004.

Hal tersebut dikemukakan Bank Dunia dalam laporan triwulan terakhir di 2015, seperti dikutip dari BBC, Kamis 17 Desember 2015.

Menurut rilis Bank Dunia, kebakaran hutan di Indonesia mengakibatkan sejumlah negara di Asia Tenggara diselimuti kabut asap selama berbulan-bulan.

"Api menyebar akibat praktik tebang-bakar, atau slash-and-burn, oleh sejumlah perusahaan yang membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan kayu pembuat kertas," tulis Bank Dunia.

Bank Dunia mengatakan, dana untuk menangani kebakaran hutan tahun ini mencapai 1,9% dari Produk Domestik Bruto Indonesia. Mereka menambahkan bahwa biaya regional dan global akan jauh lebih tinggi.

"Krisis ekonomi dan lingkungan yang sangat besar berulang tahun demi tahun, karena sekian ratus bisnis dan sekian ribu petani berusaha mencari untung dari praktik spekulasi lahan dan perkebunan. Sementara itu, puluhan juta warga Indonesia menderita gangguan kesehatan dan ekonomi," kata World Bank dalam rilisnya.

Pemerintah menyatakan akan mencabut lisensi perusahaan maupun individu yang terbukti membakar lahan, dan siapa yang tertangkap akan dijatuhi hukuman maksimal 10 tahun penjara.

"Sampai Oktober tahun ini, telah terbakar lebih dari 800.000 ha hutan di delapan provinsi," ujarnya.

Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengatakan kepada BBC bahwa butuh tiga tahun untuk mengendalikan situasi. Berdasarkan data World Bank, sampai Oktober tahun ini, telah terbakar lebih dari 800.000 ha hutan di delapan provinsi, sekitar 100.000 ha di masing-masing provinsi.

"Kini saatnya Indonesia menangani apa yang mendorong pembakaran hutan oleh manusia, menegakkan hukum, dan memperbaiki kebijakan demi mengurangi risiko krisi ekonomi terjadi lagi," tulis Bank Dunia.

Kebakaran dan kabut asap telah berdampak parah pada anak-anak dan kehidupan liar, termasuk Orang Utan.

Suka dengan artikel ini? KlikĀ LIKE

(da/da)

Related

Komentar

Recommended

What Next

More From News Section